Minggu, 18 Juli 2010

Bagaimana Dosa Kecil Menjadi Besar


Ketika setan dikeluarkan dari sorga dan diberi
kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup sampai
hari qiyamat, ia berjanji di hadapan Allah SWT
akan menyesatkan hamba-hamba-Nya dengan
segala cara sehingga tidak di dapati kecuali hanya
sedikit dari manusia ini yang selamat. Setan akan
mengajak manusia dari perkara yang paling besar
yaitu mempersekutukan Allah SWT. Kalau tidak
bisa dengan perkara yang lebih kecil lagi seperti
dosa-dosa besar, dan begitu seterusnya sehingga
hal sekecil apapun tidak pernah dilewatkan oleh
setan. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan
kita agar menjadikan setan sebagai musuh,
sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya
mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Kita mungkin bisa menghindari dari dosa besar
seperti zina, mencuri, dan dosa-dosa besar
lainnya, tapi tidak bisa menghindari dosa kecil
hanya karena alasan dosanya kecil. Padahal kalau
kita melihat dalil-dalil syar'i, beberapa dosa
tersebut dapat menjadi besar. Dan memang inilah
cara-cara setan dalam memperdaya umat ini.
Oleh karena itu begitu lihainya syetan
menggunakan kesempatan. Allah SWT
memerintahkan kepada kita agar menjauhkan diri
dari segala yang dilarang, yang besar maupun
yang kecil. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah;. (QS. 59:7)
Bagaimana dosa-dosa kecil menjadi besar?
1. Dilakukan terus-menerus
Misalnya seorang laki-laki memandang wanita
dan ini adalah zina mata, namun zina mata lebih
kecil dari zina kemaluan. Tapi dengan
melakukannya terus-menerus maka dia akan
menjadi besar . Sebab tidak ada dosa kecil kalau
dilakukan terus-menerus, sebagaimana dikatakan
seorang salaf:' Tidak ada yang namanya dosa
kecil kalau dilakukan terus-menerus dan tidak ada
dosa besar apabila diiringi dengan taubat".
2. Karena diremehkan
Sesungguhnya perbuatan dosa itu apabila
dianggap berat oleh seorang hamba akan
menjadi kecil di sisi Allah SWT. Karena anggapan
sebuah dosa sebagai dosa yang besar berpangkal
dari hati yang benci kepadanya dan berupaya
menghindarinya.
3. Apabila seorang hamba merasa senang
melakukannya
Perasaan bangga gembira dan senang terhadap
dosa, menjadikan dosa tersebut menjadi besar.
Ketika rasa senang kepada dosa kecil sudah
mendominasi diri seseorang, maka menjadi
besarlah dosa kecil tersebut, dan besar pula
pengaruhnya untuk menghitamkan hatinya.
Sampai-sampai ada yang merasa bangga karena
bisa melakukan sebuah dosa, padahal
kegembiran pada sebuah dosa lebih besar dari
dosa itu sendiri. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi
mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat.Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS. 24:19)
Misalnya seperi orang yang berkata: Tidakkah
kamu tahu bagaiman aku membuntuti fulan dan
berhasil melihatnya" atau ucapan-ucapan dan
perbuatan lainnya yang menunjukkan sikap
bangga dan senang atas perbuatan dosa. Maka
semua itu menjadikan dosa yang semula kecil
menjadi besar.
4. Apabila menyepelekan tabir Allah SWT
yang menutupi kesalahannya, kasih sayang-
Nya dan keramahan-Nya
Sikap santainya dalam melakukan dosa, tidak
adanya rasa takut kepada Allah SWT dan
pengawasan-Nya. Perasaan aman dari siksa Allah
SWT adalah gamnbaran dari menyepelekan tabir
Allah SWT. Dia tidak sadar bahwa perbuatannya
itu mendatangkan murka Allah SWT. Ibnu Abbas
r.a. berkata: Wahai orang yang berdosa, jangan
merasa aman dari akibat buruknya. Tatkala suatu
dosa diikuti oleh sesuatu yang lebih besar dari
dosa, jika kamu melakukan dosa, tanpa merasa
malu terhadap pengawas yang ada di kanan
kirimu, maka kamu berdosa, dan menyepelekan
dosa itu lebih besar dari dosa itu sendiri,…,
kegembiraanmu dengan dosa ketika kamu sudah
melakukannya, itu lebih besar dari dosa itu
sendiri, kesedihanmu atas suatu dosa ketika ia
lepas darimu (tidak dapat melaksanakannya,
maka itu lebih besar dari dosa itu sendiri.
Kekhawatiranmu terhadap angin ketika ia
menggerakkan daun pintumu pada saat kamu
sedang melakukan dosa serta hatimu tidak
pernah risau dengan pengawasan Allah SWT
kepadamu, maka itu lebih besar dari dosa itu
sendiri".
5. Mujaharah
Yakni apabila seseorang melakukan dosa dengan
terang-terangan di depan umum atau dengan
menceritakannya kepada orang lain padahal jika ia
tidak menceritakannya orang lain tidak ada yang
tahu, kecuali dia dengan Rabbnya. Dengan sikap
ini berarti ia telah mengundang hasrat orang lain
untuk melakukan dosa tersebut dan secara tidak
langsung ia telah mengajak orang lain untuk ikut
melakukannya. Dalam hal ini ia telah melakukan
dua hal sekaligus yaitu dosa itu sendiri ditambah
mujaharahnya, sehingga dosanya pun menjadi
besar. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap umatku dapat diampuni dosa-dosanya
kecuali orang yang mengekspos dosa-nya.
Contoh dari mengekspos dosa adalah seorang
yang melakukan dosa dimalam hari, kemudian
pada pagi harinya, padahal Allah SWT telah
menutupi dosanya, ia mengatakan:Wahai fulan,
tadi malam saya telah melakukan demikian dan
demikian. Di malam hari Allah SWT telah
menutupi perbuatan dosanya, namun di pagi
harinya justru ia sendiri yang menyiarkannya".
(HR: Bukhari 5721, Baihaqi 17373, Dailami 4795)
6. Jika dilakukan oleh orang yang menjadi
panutan
Seorang yang diangap panutan, baik ia seorang
ulama atau seorang direktur perusahaan, kepala
sekolah atau siapa saja yang mempunyai
pengaruh, sehingga apabila ia melakukan suatu
dosa orang-orang akan mengikutinya, maka dosa
yang dilakukannya itu menjadi besar. Sebab
dosa-dosa orang yang mengikutinya akan
menjadi tanggungannya. Rasulullah SAW
bersabda:
'Barangsiapa yang membuat dalam Islam tradisi
yang buruk, maka dibebankan kepadanya dosa
yang buruk itu dan dosa orang yang
mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi
dosa-dosa mereka sedikitpun. (HR: Muslim 1017,
Ahmad 19179-19197)
Rasulullah SAW ketika menulis surat kepada
Najasyi ( Asyhamah bin Al-Aabjar) Raja Habasyah
(Ethiopia), Juraij bin Mata yang bergelas Muqauqis
raja Mesir, Kisra raja Persia, Heraqlius raja
Romawi dalam rangka mengajak mereka ke
dalam Islam. Di antara isi surat tersebut
disebutkan bahwa jika mereka menolak, maka
mereka akan menanggung dosa semua
kaumnya. Hal ini tiada lain karena mereka adalah
panutan bagi kaum mereka. Jika mereka masuk
Islam maka dengan sendirinya mereka juga akan
masuk Islam, walaupun tidak semuanya.
Ini adalah sebagian yang menyebabkan dosa kecil
menjadi besar, kalau ada di antara kita yang
pernah salah karena pernah melakukan hal yang
tersebut, hendaklah kita bertaubat kepada Allah
SWT, janganlah kita menunda-nunda karena tidak
ada yang bisa menjamin kalau kita masih akan
hidup sampai esok hari, sebab berapa banyak
tanaman yang rusak sebelum keluar tunasnya.
Semoga Allah SWT memberikan kepada kita
taufik-Nya.
Jamaluddin
Maraji':
1. Saatnya bertaubat, Muhammad bin Husain
Yakqub, Darul haq.
2. Bahaya Dosa dan perngaruhnya,
Muhammad bin Ahmad Rasyid Ahman, At-
Tibyan.
3. Minhajul Qashidin, Ibnu Quddamah, Al-
Kautsar.
4. Raudhatul Anwar FiSirati An-Nabi Al-
Mukhtar.
kajian dibawakan oleh ummi_ninasupri


silahkan tulis commentar anda disini. Terima kasih...........................!!

2 komentar:

andrey mengatakan...

siiip... bs djadikan kajian bwt saya. dan mdh2n saya dan saudara2ku smua bs melakukan yg lbh baik.

adhi poernama as mengatakan...

terima kasih atas pencerahannya semoga kita termasuk golongan yg bersegara dalam taubat...amin