Minggu, 06 Juni 2010

40 AKIBAT MAKSIAT YANG SANGAT BERBAHAYA DAN MEMATIKAN


BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIEM


Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepada makhluk
termulia, Muhammad bin Abdullah beserta
keluarga dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du:
Sungguh dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar
spontan di dunia sesuai dengan masyi-atillah.
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi telah menghitung dan
ternyata ada kurang lebih 40 balasan bagi pelaku
sebuah kemaksiatan. Saya kutip dan tulis dalam
sebuah bulletin mungil, agar seluruh lapisan
mengetahuinya dengan mudah. Ibnul Qayyim Al-
Jauzi menuturkan, bahwa efek kemaksiatan itu
sebagaimana berikut:
1. Tidak mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah
nur yang diberikan Allah ke suatu hati, sedangkan
maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur
tersebut. Imam Malik pernah berkata kepada Imam
Syafi'i muridnya: Sungguh aku telah melihat Allah
memberikan nur ke hatimu, maka jangan engkau
matikan dengan kemaksiatan.
2. Kehilangan jatah rizkinya. Nabi bersabda:
"Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan
rizkinya sebab dosa yang dilakukannya." (HR.
Ahmad dan Hakim dari Tsauban)
3. Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan
jiwa terhadap Rabbnya. Dia akan kehilangan
kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini tidak bisa
dinilai dengan kenikmatan duniawi. Jika semua
kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa
mengobati kekeringan jiwa seseorang.
4. Dia juga akan merasa buas dengan sesama,
utamanya dengan para pelaku kebaikan. Semakin
kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan
manusia baik.
5. Semua perkaranya menjadi semakin susah.
Maka dari itu, ia akan selalu mendapati pintu
tertutup dalam segala hal. Kebalikannya, orang
yang menjauhi dosa akan selalu menemukan way
out dari segala urusannya. Allah berfirman yang
artinya: " Siapa saja yang bertakwa kepada Allah,
maka Allah mejadikan segala urusanya menjadi
lebih mudah." (...l
6. Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati. Ia
merasakannya seperti saat berjalan pada malam
kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah di
matanya, lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya
akan diketahui oleh semua orang.
7. Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati
seseorang. Maka dari itu, ia tidak memiliki
keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat
kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan
tegap badan dan ototnya.
8. Kehilangan ketaatan dan banyak pahala. Karena
dengan dosa tersebut, ia terhalang untuk
melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal
ketaatan itu jauh lebih baik daripada dunia seisinya.
9. Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan
menghilangkan keberkahannya. Karena amal
kebajikan itu menambah umur seseorang maka
kemaksiatan (amal bejat) dapat mengurangi usia.
Rahasianya, usia seseorang adalah waktu
hidupnya. Sedangkan hidup tidak berarti kecuali
dengan berbakti (beribadah) kepada Penciptanya,
merasa nikmat dengan mencintai dan
mengingatNya serta lebih mendahulukan ridhaNya.
10. Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa.
Sebagian ulama berkomentar: Termasuk balasan
amal buruk (maksiat) adalah amal buruk
berikutnya. Sedangkan balasan amal baik (hasanat)
ialah amalan baik selanjutnya.
11. Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya.
Karena maksiat itu akan menguatkan keinginan
berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat.
12. Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang
biasa. Lalu lenyaplah rasa benci kepadanya dan
bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya
menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan
pandangan masyarakat.
13. Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di mata
Tuhan dan masyarakatnya. Allah berfirman yang
artinya: " Dan siapa saja yang dihinakan oleh Allah,
maka tidak ada lagi yang memuliakannya." (QS. Al-
Hajj: 18)
14. Kesialan akan menghantui pelakunya.
15. Kemaksiatan mewariskan kehinaan. Karena
kehormatan dan kemuliaan itu berada pada
naungan taat kepada Allah. Allah berfirman yang
artinya: " Siapa saja yang menginginkan kemuliaan,
sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya milik
Allah." (QS. Fathir: 10)
16. Kemaksiatan merusak otak. Karena pikiran itu
memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah
memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam
maka berkuranglah kebriliannya.
17. Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan
lengket di hati pelakunya dan menjadikannya orang
yang lalai. Sebagian ulama menafsirkan ayat yang
artinya: " ... " (QS. Al-Muthoffifin: 14) dengan: Dosa
di atas dosa.
18. Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian
laknat Rasulullah . Maka sungguh amat merugi
manusia yang didoakan buruk oleh orang yang
amat mustajab doanya.
19. Dia juga kehilangan peluang untuk
mendapatkan doa baik dari Rasulullah dan para
malaikat.
20. Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor
utama dalam kerusakan bumi. Allah berfirman
yang artinya: " Sungguh telah tampak jelas
kerusakan di daratan dan lautan sebab tingkah
polah manusia (dengan dosanya) agar merasakan
akibat tindakannya tersebut dan mau
kembali." (QS. Ar-Rum: 11)
21. Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam
hati. Padahal ghirah itu merupakan energi dan
penawar hati. Manusia termulai adalah yang paling
hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri
sendiri , keluarga dan seluruh umat.
22. Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu.
Malu merupakan inti kehidupan hati seseorang dan
pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia
kehilangan banyak hal. Nabi bersabda: "Rasa malu
itu adalah kebaikan seluruhnya." (HR. Muslim)
23. Demikian pula dapat melemahkan rasa
pengagungan terhadap Allah dalam hati seseorang
dan menghilangkan kewibawaanya di mata
manusia. Karena termasuk balasan dari
meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan
di mata orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya
ia tidak memiliki harga di mata mereka.
24. Kemaksiatan termasuk salah satu faktor
dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang dengan
hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu,
kebinasaan dan kehancuran saja yang akan
didapat. Allah berfirman yang artinya: " Waha
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian
kepada Allah, hendaknya seseorang itu melihat apa
yang telah dipersembahkan untuk esok dan sekali
lagi bertakwalah kepada Allah. Karena
sesungguhnya Allah Maha Tahu mengenai apa saja
yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti
orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah
melupakan jiwa mereka. Mereka itu adalah orang-
orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 18-19)
25. Dosa dan maksiatu itu memperlemah jalan
seseorang menuju Allah dan akhirat dan bahkan
menyebabkannya terputus.
26. Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat
dan mendatangkan bencana. Karena termasuk
balasan buruk bagi pelakunya adalah
menghilangkan kenimatan yang datang dan
memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh
karenanya, seorang hamba selalu dalam
kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak
mendapati malapetakan melainkan karena dosa
pula. Allah berfirman yang artinya: "... " (QS. Al-
Anfal: 53) seorang penyair bersenandung:
27. Jika anda dalam kenikmatan maka peliharalah
28. karena kemaksiatan itu menghilangkan
kenikmatan-kenikmatan
29. Hapuslah kemaksiatan tersebut dengan
menaatiNya
30. karena siksa dan ancamanNya amatlah cepat
31. Sebab kemaksiatan, Allah menimpakan
ketakutan dan rasa kecut di hati pelakunya. Karena
ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung,
siapa saja yang memasukinya akan mendapati
jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat.
Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali
dalam kondisi penuh ketakutan dan kehawatiran,
sebab dihantui perasaan dosanya terus menerus.
32. Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang
dari komitmen dan konsisten kepada inhiraf
(melenceng) dan sakit. Sungguh, pengaruh hati itu
amat besar seperti sakit atas badan seseorang.
Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah
penyakit hati yang hanya bisa sembuh dengan
meninggalkannya.
33. Kemaksiatan itu mematikan mata hati,
meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu dan
menghalangi pintu hidayah.
34. Kemaksiatan mengkerdilakan jiwa dan
menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal taat
mengembangkan jiwa, membersihkan dan
membesarkannya. Allah berfirman yang artinya: "
Sungguh telah berbahagia orang yang ..." (QS. As-
Syams: 9-10)
35. Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang
di sisi Allah dan di mata manusia. Karena orang
termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa,
sedangkan yang paling dekat denganNya ialah
orang yang paling taat kepadaNya.
36. Kemaksiatan merampas nama terpuji dan
kemuliaan. Maka ia kehilangan predikat mukmin,
pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi
mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina,
pemabok dll.
37. Kemaksiatan memutus tali hubungan
seseorang dengan Rabbnya. Jika hal itu terputus,
maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya
menemui semua faktor keburukan.
38. Kemaksiatan menghapuskan keberkahan-
keberkahan, baik keberkahan umur, rizki, ilmu,
pekerjaan dan ketaatan. Secara keseluruhan
menghilangkan keberkahan agami dan duniawi.
39. Kemaksiatan menjadikan pelakunya hina dina.
Padahal memiliki peluang menjadi lebih terhormat.
Nabi bersabda: "Aku diutus dihadapan hari Kiamat.
Rzkiku berada di bawah tombakku dan ditimpakan
orang yang tidak menaatiku kehinaan dan
kekerdilan." (HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr)
40. Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih
berani kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih
berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas,
kesedihan dan kesusahan. Demikian pula setan
manusia dan hewan lain.
41. Kemaksiatan itu menghianati pelakunya dalam
hal yang amat diperlukannya. Baik itu dalam
mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu
yang remeh daripada yang lebih mulia.
42. Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya
terhadap dirinya sendiri. Jika ia melupakannya
maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan
menghancurkannya. Allah berfirman yang artinya:
" Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang
melupakan Allah lalu Allah lupa terhadap diri
mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang
fasik." (Al-Hasyr: 19). Juga dalam ayat: "Mereka lupa
Allah, maka Allah lupa mereka." (At-Taubah: 67)
43. Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para
penolongnya. Maka ia akan lebih dekat kepada
setan.
44. Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit
di dunia, kubur dan siksa pedih di akhirat. Allah
berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang
berpaling dari mengingatKu, maka sungguh ia
akan menemui kehidupan susah." (Thoha: 124)
Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa.
Orang yang menggunakan akalnya akan merasa
cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah
dengan salah satunya saja. Maka sungguh amat
layak untuk seorang muslim untuk segera bertobat
secara benar. Allah berfirman yang artinya: "
Katakanlah, Waha para hambaKu yang telah
menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya
Allah Maha pengampun dan Maha
penyayang." (az-Zumar: 53)
Nabi bersabda: "Bahwasanya Allah
membentangkan kedua Tangannya pada malam
hari untuk menerima tobat orang yang berbuat
dosa di siang hari. Dan membukanya pada siang
hari untuk menerima tobat orang yang berbuat
dosa pada malam hari."
Jauhilah tobat yang bohong yang hanya dibibir
saja, sementara hatinya selalu ingin melakukan
kemaksiatan. Jangan anda anggap remah suatu
kemaksiatan, karena sebab kemaksiatanlah bapak
dan ibu kita dikeluarkan dari Surga. Juga penyebab
Iblis dikeluarkan dari lingkungan malaikat. Demikian
pula yang menyebabkan disiksanya kaum 'Ad,
kaum Tsamud dengan suatu teriakan, kaum Luth,
kaum Nabi Syu'aib, Fir'aun dan pengikutnya serta
maksiat merupakan penyebab segala bencana
yang menimpa manusia. Maksiat itu menyeru,
saudariku saudariku. Begitu pula kebaikan. Hanya
saja maksiat menyeru dan menyeru saudarinya
hingga terkumpul pada seseorang dan akhirnya
menghancurkannya. Maka dari itu, marilah kita
memohon kepada Allah agar selalu diberi
ampunan dan keselamatan.
Dan akhirnya, wa shallallaahu 'alaa Muhammadin
wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.
SUMBER : http://www.nouralislam.org/indonesian/
indofiles/aklaq/40akibat.htm
mari kita berfikir, mengingat kembali tentang
sebuah penyakit yang apabila kita biarkan maka
akan membuat kehancuran bagi kehidupan
seorang hamba di dunia maupun di akhirat,
sepatutnya kita sadar dan mengetahui bahwa
perbuatan dosa dan ma ’siat adalah sumber dari
malapetaka yang membahayakan. bahayanya
terhadap hati seperti racun dalam tubuh sesuai
dengan tingkatan beda kemudharatan, tidak ada
keburukan dan penyakit melainkan penyebab dari
semua itu adalah bermuara dari dosa dan ma ’siat.
apa penyebab bapak-ibu kita keluar dari surga
rumah kelezatan, kenikmatan dan kebahagia ’an
kepada rumah kesengsara’an, kesusahan serta
tempat dari segala musibah??? tak lain adalah dosa
dan ma ’siat.
apa penyebab iblis di usir dari keraja’an langit, di
usir dan di laknat . bentuknya di rubah luar – dalam
hingga berubah menjadi bentuk yang sangat
buruk lagi menyeramkan, dan batinya lebih buruk
lagi lebih menyeramkan daripada bentuk luarnya.
dari dekat berubah menjadi jauh, dari rahmat
menjadi laknat, dari indah menjadi jelek, dari surga
menjadi keneraka, dari iman menjadi kufur, dari
pemimpin yang di cintai menjadi seorang musuh
yang paling di benci, dari yang suka bertasbih dan
mensucikan allah dan bertahlil, berubah menjadi
kekufuran,kemusyrikan,kema ’siatan, kepalsuan,
kebohongan,serta keburukan. maka terhina di
hadapan ALLAH di puncak kehina ’an, jatuh di mata
ALLAH di dasar jurang kenista’an, kebohonganya
adalah kebohongan yang paling besar, dan jadilah
ia pemimpin dari orang-orang fasiq dan penjahat
yang rela di pimpin oleh iblis setelah mereka
menjadi seorang hamba yang terhormat. maka
jauhkan kami wahai tuhan dari menyelisih
perintahmu dan melakukan laranganmu.
apa penyebab tenggelamnya penduduk bumi
sampai air menjulung tinggi ke puncak gunung-
gunung ???
apa penyebab datangnya angin badai ke kaum aad
sehingga mereka di campakkan ke permuka ’an
bumi dengan keadaan mati mengenaskan bak
daun kurma gugur berjatuhan ??? rumah, ladang,
tumpanganya di luluh lantakkan , sehingga ia
menjadi palajaran bagi ummat sampai hari
kiamat . semua itu tak lain adalah bermuara dari
perbuatan dosa dan maksiat. wahai tuhan kami
kami akui telah banyak dosa yang kami perbuat .
maka ampunilah … telah bnyak pelanggaran yang
kami lakukan maka jangan sampai itu menjadi
penghalang nikmatmu, penghalang dari
terkabulkan doa kami … bukakanlah pintu
magfirahmu sehingga kami bersimpuh di
hadapanmu dengan segala pengakuan …
astagfirullah robbal baraya, astagfirullah minal
khothoya . robbi zidni ilman naafi ’an wa waffiqni
amalan maqbulan
Semoga bermanfaat....

Sabtu, 05 Juni 2010

Mukjizat Al-Qur'an Terungkap: Ada Kobaran Api di Dasar Laut

0
0
1





Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah
fenomena retakan di dasar lautan yang
mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air
mendidih hingga suhunya lebih dari seribu
derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar
biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut
menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-
luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik
ini. Firman-Nya: "Ada laut yang di dalam
tanahnya ada api" (Qs. Ath-Thur 6).
Nabi SAW bersabda: "Tidak ada yang
mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji,
berumrah atau orang yang berperang di jalan
Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api
dan di bawah api terdapat lautan."
Ulasan Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT
yang dilansir oleh Al-Qur ’an pada permulaan
Surah Ath-Thur, di mana Allah bersumpah (Maha
Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah
apapun demi lautan yang di dalam tanahnya ada
api "al-bahrul masjur." Sumpahnya:
"Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran
yang terbuka; dan demi Baitul Ma'mur; dan atap
yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam
tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu
pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat
menolaknya." (Qs. Ath-Thur: 1-8)
Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-
Qur ’an tidak mampu menangkap dan memahami
isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di
dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab
(kala itu) hanya mengenal makna “sajara” sebagai
menyalakan tungku pembakaran hingga
membuatnya panas atau mendidih. Sehingga
dalam persepsi mereka, panas dan air adalah
sesuatu yang bertentangan. Air mematikan
panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu
bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan
dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan
yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?
Persepsi demikian mendorong mereka untuk
menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di
akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung
dengan firman Allah SWT: "Dan apabila lautan
dipanaskan" (QS. At-Takwir 6).
Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-
Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa
futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun
sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur
semuanya menggunakan sarana-sarana empirik
yang benar-benar ada dan dapat ditemukan
dalam hidup kita (di dunia).
Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir
untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja
“ sajara” selain menyalakan sesuatu hingga
membuatnya panas. Dan mereka ternyata
menemukan makna dan arti lain dari kata
"sajara," yaitu “mala'a” dan “kaffa” (memenuhi
dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira
dengan penemuan makna dan arti baru ini karena
makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan
ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT
telah memberikan anugerah kepada semua
manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian
bumi yang rendah dengan air sambil
menahannya agar tidak meluap secara berlebihan
ke daratan.
Namun, hadits Rasulullah SAW yang sedang kita
bahas ini secara singkat menegaskan bahwa:
Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di
bawah api ada lautan.
Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan
menyelam ke dasar laut dan samudera dalam
rangka mencari alternatif berbagai barang
tambang yang sudah nyaris habis cadangannya
di daratan akibat konsumerisme budaya
materialistik yang dijalani manusia sekarang ini.
Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung
berapi (volcanic mountain chain) yang
membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di
tengah-tengah seluruh samudera bumi yang
kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-gunung
tengah samudera'.
Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung
tengah samudera ini tampak jelas bahwa
gunung-gunung tengah samudera tersebut
sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi
(volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya
ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui
sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring
retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi
dan ia melingkupi bola bumi kita secara
sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam
dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan
kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman
jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi
secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak
bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur
bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan
memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.
Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan
yang panas ke dasar semua samudera dan
beberapa lautan semacam Laut Merah dengan
suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius.
Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai
jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera
atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian
disebut oleh para ilmuwan dengan "fenomena
perluasan dasar laut dan samudera." Dengan
terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka
wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses
perluasan itupun penuh dengan magma
bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan
di dasar samudera dan beberapa dasar laut.
Salah satu fenomena yang mencengangkan para
ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun
sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap
tidak mampu memadamkan bara api magma
tersebut. Dan magma yang sangat panas pun
tidak mampu memanaskan air laut dan
samudera. Keseimbangan dua hal yang
berlawanan: air dan api di atas dasar samudera
bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika
Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan
seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan
bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada
batas.
Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka
yang banyak mengalami guncangan gunung
berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut
ini pun kaya dengan beragam jenis barang
tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah
proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan
Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa
untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan
tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.
Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler
barang tambang untuk mengumpulkan sampel
tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler
pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang
air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan
jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada
seorang pun yang berani mendekat karena
sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah
tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai
3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah
terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer,
bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar
setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh
melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di
daratan.
Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan
bukti bahwa semua air yang ada di bumi
dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi
melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap
moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan
lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini
hingga kedalaman tertentu mampu mencapai
lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi
dan lapisan bawahnya, magma vulkanik
menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih
banyak dibanding debit air yang ada di
permukaan bumi.
Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini
yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi
yang mencengangkan dengan sabda:
"Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di
bawah api ada lautan."
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa
diketahui oleh umat manusia pada beberapa
tahun terakhir.
Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat
ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti
tersendiri akan kenabian dan kerasulan
Muhammad SAW, sekaligus membuktikan
bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit
dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta
langit dan bumi. Maha benar Allah yang
menyatakan:
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh
(Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal
yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri
dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk
yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu
bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat
(pada Muhammad sejarak) dua ujung busur
panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia
menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad)
apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm
3-10)
Tidak seorang pun di muka bumi ini yang
mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada
beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta
ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar
merupakan kemukjizatan dan saksi yang
menegaskan kenabian Muhammad SAW dan
kesempurnaan kerasulannya.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam