Minggu, 31 Oktober 2010

KEUTAMAAN DAN FADILAH SALAWAT FATIH


KEUTAMAAN SALAWAT FATIH ADALAH
1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di
jamin hidup bahagia dunia dan akhirat
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus
semua dosa
3. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai
pahala ibadah semua mahluk di alam semesta ini
6000x lipat
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai
pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh mahluk
dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di
jamin mati membawa iman ( husnul khotimah ).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam
jum ’at lebih besar pahalanya dari pada ibadah
seorang wali yang tidak membaca sholawat al-
Fatih selama 1 juta tahun.
7. Pahala sholawat al-Fatih dapat menutupi dan
mengganti kesalahan yang pernah ia lakukan
terhadap orang lain, sehingga ia dapat mengganti
tuntutannya di hari kiamat.
8. Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam
jum ’at menghapus dosa 400 tahun.
9. Syekh Ahmad at-Tijany r.a
berkata : ”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat
sulit di terima oleh akal, karena ia merupakan
rahasia Allah SWT yang tersembunyi. Seandainya
ada 100,000 bangsa, yang setiap bangsa itu
terdiri dari 100,000 kaum, dan setiap kaum terdiri
dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur
panjang oleh Allah SWT sampai 100,000 tahun,
dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap
hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat
menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih
1x.
( al-Fathur Robbany karya Sayyid Muhammad
bin Abdillah as-Syafi`ie at-Thoshfaawy at-
Tijany hal 99-100 )



BISMILLAHIRRAHMANNIRRAHIM
Allahumma Salli'Ala Sayyidina Muhammadil Fatihi Lima Ughliqa wal Khatimi Lima Sabaqa Nasril Haqqi Bil Haqqi Wal Hadi Ila Siratikal Mustaqim wa Ala Alihi Haqqa Qadrihi wa Miqdarihil Azim

Jumat, 22 Oktober 2010

ANDAI AL-QUR'AN BISA BICARA

Waktu engkau masih kanak-kanak.............
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu', Aku kau sentuh dalam keadaan
suci,
Aku kau pegang
Aku.., kau junjung dan kau pelajari
Aku.., engkau baca dengan suara lirih atau pun
keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa..............
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi
padaku...
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal
sejarah...?
Menurutmu, mungkin Aku bahan bacaan yang
tidak menambah pengetahuanmu
Atau, menurutmu Aku hanya untuk anak kecil
yang belajar mengaji.......
Sekarang, Aku tersimpan rapi sekali, sehingga
engkau lupa di mana Aku tersimpan
Aku sudah engkau anggap hanya sebagai
pengisi setormu.
Kadang kala Aku dijadikan mas kawin agar
engkau dianggap bertaqwa
Atau Aku kau buat penangkal untuk menakuti
iblis dan syaitan
Kini Aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam
kesendirian, kesepian.
Di dalam almari, di dalam laci, Aku engkau
pendamkan.
Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku
engkau baca beberapa halaman.
Di waktu petang, Aku kau baca beramai-ramai
bersama temanmu di surau.....
Sekarang...seawal pagi sambil minum
kopi...engkau baca surat khabar dahulu
Waktu lapang engkau membaca buku karangan
manusia
Sedangkan Aku yang berisi ayat-ayat yang
datang dari Allah Azzawajalla,
Engkau abaikan dan engkau lupakan...
Waktu berangkat kerja pun kadang engkau lupa
baca pembuka surah2ku(Bismillah).
Di dalam perjalanan engkau lebih asyik
menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Allah yang
terdapat di dalam keretamu
Sepanjang perjalanan, radiomu selalu tertuju ke
stesyen radio kesukaanmu
Mengasyikkan.
Di meja kerjamu tidak ada Aku untuk kau baca
sebelum kau mulai kerja
Di komputermu pun kau putar musik favoritemu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku.........
E-mel temanmu yang ada ayat-ayatku pun kau
abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan dunia mu
Benarlah dugaanku bahawa engkau kini sudah
benar-benar hampir melupaiku
Bila malam tiba engkau tahan bersekang mata
berjam-jam di depan TV.
Menonton siaran televisyen
Di depan komputer berjam-jam engkau betah
duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan
gambar sampah
Waktupun cepat berlalu.........
Aku semakin kusam dalam laci-laci mu
Mengumpul debu atau mungkin dimakan hama
Seingatku, hanya awal Ramadhan engkau
membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku.
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu
dulu
Engkaupun kini terangkak-rangkak ketika
membacaku
Atau waktu kematian saudara atau taulan mu
Bila engkau di kubur sendirian menunggu
sampai kiamat tiba
Engkau akan diperiksa oleh para malaikat
suruhanNya
Apakah TV, radio ,hiburan atau komputer dapat
menolong kamu?
Yang pasti ayat-ayat Allah s.w.t yang ada padaku
menolong mu
Itu janji Tuhanmu, Allah s.w.t
Sekarang engkau begitu enteng membuang
waktumu...
Setiap saat berlalu...
Dan akhirnya.....
kubur yang setia menunggu mu...........
Engkau pasti kembali, kembali kepada Tuhanmu
Jika Aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan
tampan.
Yang akan membantu engkau membela diri
Dalam perjalanan ke alam akhirat.
Dan Akulah "Al-Qur'an",kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan
melindungimu.
Peganglah Aku kembali.. .. bacalah Aku kembali
aku setiap hari.
Kerana ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat-
ayat suci.
Yang berasal dari Allah Azzawajalla
Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah
Yang disampaikan oleh Jibril melalui Rasulmu
Keluarkanlah segera Aku dari almari, lacimu.......
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu.
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu.
Sentuhilah Aku kembali...
Baca dan pelajari lagi Aku....
Setiap datangnya pagi, petang dan malam hari
walau secebis ayat
Seperti dulu.... Waktu engkau masih kecil
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan engkau biarkan Aku sendiri....
Dalam bisu dan sepi....

Selasa, 28 September 2010

LANGKAH-LANGKAH MENAJAMKAN MATA BATIN


LANGKAH-LANGKAH MEMPERKUAT
CAHAYA BATHIN



Ada beberapa langkah yang memiliki
pengaruh positif terhadap
kecemerlangan Cahaya Batin manusia,
yaitu :
> 1. Zikir
> 2. Do'a
> 3. Shalawat Nabi
> 4. Makanan Halal dan Bersih
> 5. Berpantang Dosa Besar
> 6. Berhati Ikhlas dan Berpantang Tamak
> 7. Bersedekah ( Dermawan )
> 8. Mengurangi Makan dan Tidur
> 9. Zikir Kalimah Toyyibah
> 10. Mengenakan Wewangian

Beberapa hal tersebut diatas apabila
diamalkan, Insya Allah seseorang akan
memiliki cahaya/kekuatan batin yang
kuat sehingga apa yang terprogram
dalam hati akan cepat terlaksana.

1. Z i k i r.
Zikir memiliki pengaruh yang kuat
terhadap kecemerlangan cahaya batin.
Hati yang selalu terisi dengan Cahaya
Zikir akan memancarkan Nur Allah dan
keberadaannya akan mempengaruhi
perilaku yang serba positif.
Kebiasaan melakukan zikir dengan baik
dan benar akan menimbulkan
ketentraman hati dan menumbuhkan
sifat ikhlas. Hikmah zikir amatlah besar
bagi orang yang ingin membangkitkan
kekuatan indera keenamnya ( batin ).
Ditinjau dari sisi ibadah, zikir merupakan
latihan menuju Ikhlasnya hati dan
Istiqomah dalam berkomunikasi dengan
Al Khaliq ( Sang Pencipta ).
Ditinjau dari sisi kekuatan batin, zikir
merupakan metode membentuk dan
memperkuat Niat Hati, sehingga dengan
izin Allah SWT, apa yang terdapat dalam
hati, itu pula yang akan dikabulkan oleh
Allah SWT. Dengan kata lain, zikir
memiliki beberapa manfaat,
diantaranya : Membentuk, Memperkuat
Kehendak, Mempertajam Batin, sekaligus
bernilai Ibadah.
Dengan zikir berarti membersihkan
dinding kaca batin, ibarat sebuah
bohlam lampu yang tertutup kaca yang
kotor, meyebabkan cahaya-sinarnya
tidak muncul keluar secara maksimal.
Melalui zikir, berarti membersihkan
kotoran yang melekat sehingga kaca
menjadi bersih dan cahaya-sinarnya
bisa memancar keluar.
Sampai disini mungkin timbul suatu
pertanyaan. Apakah zikir memiliki
pengaruh terhadap kekuatan batin?
untuk menjawab pertanyaan ini, kiranya
perlu diketahui bahwa hal tersebut
merupakan bagian dari karunia Allah
SWT.
Dalam sebuah Hadist. Bahwa dengan
selalu mengingat Allah menyebabkan
Allah membalas ingat kepada seorang
hamba-Nya “Aku selalu menyertai dan
membantunya, selama ia mengingat
Aku ” karena itu, agar Allah senantiasa
mengingat Anda, perbanyaklah
mengingat-Nya dengan selalu berzikir.

2. Do’a.
Seseorang yang ingin memiliki kekuatan
Rohani pada dirinya, hendaklah
memperbanyak do ’a kepada orang lain,
disamping untuk diri sendiri dan
keluarganya. Caranya, cobalah anda
mendo ’akan seseorang yang anda kenal
dimana orang itu sedang mengalami
kesulitan.
Menurut para Ahli Hikmah, seseorang
yang mendo ’akan sesamanya maka
reaksi do’a itu akan kembali kepadanya,
contohnya : Anda mendo’akan si “A”
yang sedang dirundung duka agar Allah
berkenan mengeluarkan dari kedukaan,
maka yang pertama kali merasakan
reaksi do ’a itu adalah orang yang
mendo’akan, baru setelah itu reaksi
do’anya untuk orang yang dituju.
Karena itu semakin banyak anda berdo’a
untuk kebaikan sahabat, guru anda,
orang yang dikenal / tidak dikenal, siapa
pun juga, maka akan semakin banyak
kebaikan yang akan anda rasakan.
Sebaliknya jika anda berdo ’a untuk
kejelekan si “A” sementara si “A” tidak
patut di do’akan jelek maka reaksi do’a
tersebut akan kembali kepada Anda.
Contohnya : Anda berdo ’a agar si “A”
jatuh dari sepeda motor, maka boleh
jadi anda akan jatuh sendiri dari sepeda
motor, setelah itu baru giliran si “A”.
Tetapi dalam sebuah Hadist disebutkan,
Seseorang yang berdo ’a untuk kejelekan
sesamanya maka do’a itu melayang-
layang di Angkasa, jika orang yang
dido ’akan jelek itu orang zalim maka
Allah SWT akan memperkenankan
do ’anya, sebaliknya jika orang yang
dituju itu orang baik-baik, maka do’a itu
akan kembali menghantam orang yang
berdo ’a.
Dari sini lalu timbul konsep “Saling Do’a
men Do’akan” seperti guru memberikan
atau menghadiahkan do’a berupa surat
Al Fatehah kepada muridnya. Sebaliknya
murid pun berdo ’a untuk kebaikan
gurunya. Lalu siapa yang patut disebut
guru?. Guru adalah orang yang
memberikan informasi pengetahuan
akan suatu ilmu. Dimana ilmu itu
selanjutnya kita amalkan dan
bermanfaat.
Dalam Hadist yang lain disebutkan
bahwa do ’a yang mudah dikabulkan
adalah do’a yang diucapkan oleh
seorang sahabat Secara Rahasia,
Mengapa ?? ini disebabkan karena do’a
itu diucapkan secara Ikhlas. Keikhlasan
memiliki nilai (kekuatan) yang sangat
tinggi.
Karena itu perbanyaklah berdo’a atau
mendo’akan sesama yang sedang
dirundung duka. Insya Allah reaksi dari
do ’a itu akan anda rasakan terlebih
dahulu, selanjutnya baru orang yang
anda do ’akan, semoga .
Di samping itu, mendo’akan seseorang
memiliki nilai dalam membentuk
kepribadian lebih peka terhadap
persoalan orang lain. Jika hal ini dikaitkan
dengan janji Allah ; Bahwa barang siapa
yang mengasihi yang dibumi maka
yang dilangit akan mengasihinya,
berlakulah hukum timbal balik. Siapa
menanam kebajikan ia akan menuai
kebajikan juga, sebaliknya jika ia
menanam kezaliman maka ia pun akan
menuai kezalimannya juga.

3. Shalawat Nabi.
Mungkin sudah sering/ pernah
mendengar nasihat dari orang-orang tua
kita bahwa kalau ada bahaya, kita
disarankan salah satunya adalah untuk
memperbanyak Shalawat kepada Nabi
Muhammad SAW.
Konon dengan mendo’akan keselamatan
kepada Nabi, Allah SWT akan mengutus
para malaikat untuk ganti mendo ’akan
keselamatan kepada orang itu. Dalam
beberapa hadist Rasullullah SAW banyak
kita temukan berbagai keterangan
tentang Afdalnya bershalawat.
Diantaranya : “Setiap do’a itu Terdindingi,
sampai dibacakan Shalawat atas Nabi “.
(HR. Ad- Dailami).
Pada hadist yang lain yang diriwayatkan
oleh Ahmad, Nasa ’I dan Hakim,
Rasullullah SAW bersabda, “Barang
siapa membaca Shalawat untuk Ku
sekali, maka Allah membalas Shalawat
untuknya sepuluh kali dan
menanggalkan sepuluh kesalahan
darinya dan meninggikannya sepuluh
derajat “.
Yang berkaitan dengan urusan kekuatan
batin, terdapat dalam Hadist yang
diriwayatkan Ibnu Najjar dan Jabir,
“ Barangsiapa ber-Shalawat kepada Ku
dalam satu hari seratus kali, maka Allah
SWT memenuhi seratus hajatnya, tujuh
puluh daripadanya untuk kepentingan
akhiratnya dan tiga puluh lagi untuk
kepentingan dunianya ”.
Berdasarkan hadist-hadist itu, benarlah
adanya jika orang-orang tua kita
menyuruh anak-anaknya untuk
memperbanyak shalawat kepada anak
cucunya. Karena selain merupakan
penghormatan kepada junjungannya
juga memiliki dampak yang amat
menguntungkan dunia dan akhirat.

4. Makanan Halal dan Bersih.
Seseorang yang ingin memiliki kekuatan
batin bersumber dari tenaga Ilahiyah
harus memperhatikan makanannya.
Baginya pantang kemasukan makanan
yang haram karena keberadaannya akan
mengotori hati. Makanan yang haram
akan membentuk jiwa yang kasar dan
tidak religius. Makanan yang haram
disini bukan hanya dilihat dari jenisnya
saja ( Misal ; Babi, bangkai, dll. ), tapi
juga dari cara dan proses untuk
mendapatkan makanan tersebut.
Efek dari makanan yang haram ini
menyebabkan jiwa sulit untuk diajak
menyatu dengan hal-hal yang positif,
seperti : dibuat zikir tidak khusuk,
berdo ’a tidak sungguh-sungguh dan hati
tidak tawakal kepada Allah.
Daging yang tumbuh dari makanan
yang haram selalu menuntut untuk
diberi makanan yang haram pula.
Seseorang yang sudah terjebak dalam
lingkaran ini sulit untuk melepaskannya,
sehingga secara tidak langsung
menjadikan hijab atau penghalang
seseorang memperoleh getaran/ cahaya
Illahiyah.
Disebutkan, setitik makanan yang haram
memberikan efek terhadap kejernihan
hati. Ibarat setitik tinta yang jatuh diatas
kertas putih, semakin banyak unsur
makanan haram yang masuk, ibarat
kertas putih yang banyak ternoda tinta.
Sedikit demi sedikit akan hitamlah
semuanya.
Hati yang gelap menutupi hati nurani,
menyebabkan tidak peka terhadap nilai-
nilai kehidupan yang mulia. Seperti kaca
yang kotor oleh debu-debu, sulitlah
cahaya menembus nya. Tapi dengan
zikir dan menjaga makanan haram, hati
menjadi bersih bercahaya.
Begitu halnya jika anda menghendaki
dijaga para malaikat Allah, jangan kotori
diri anda dengan darah dan daging yang
tumbuh dari makanan yang haram.
Inilah mengapa para ahli Ilmu batin
sering menyarankan seorang calon
siswa yang ingin suatu ilmu agar
memulai suatu pelajaran dengan laku
batin seperti puasa.
Konon, puasa itu bertujuan menyucikan
darah dan daging yang timbul dari
makanan yang haram. Dengan kondisi
badan yang bersih, diharapkan ilmu
batin lebih mampu bersenyawa dengan
jiwa dan raga. Bahkan ada suatu
keyakinan bahwa puasa tidak terkait
dengan suatu ilmu. Fungsinya hanya
untuk mempersiapkan wadah yang
bersih terhadap ilmu yang akan
diwadahinya.

5. Berpantang Dosa Besar.
Berpantang melakukan dosa-dosa besar
juga dalam upaya membersihkan
rohani. Di mana secara umum
kemudian dikenal pantangan Ma-Lima
yaitu : Main, Madon, Minum, Maling dan
Madat, yang artinya berjudi, zina,
mabuk-mabukan, mencuri dan
penyalahgunaan narkotika.
Walau lima hal ini belum mencakup
keseluruhan dosa besar tetapi kelimanya
diyakini sebagai biang dari segala dosa.
Judi umpamanya, seseorang yang
sudah terlilit judi andaikan ia seorang
pemimpin maka cendrung korup dan
hanya kecil kejujuran yang masih tersisa
padanya.
Begitu halnya dengan perbuatan seperti
zina, mabuk-mabukan, mencuri, dan
menyalahgunakan narkotika diyakini
sebagai hal yang mampu
menghancurkan kehidupan manusia.
Karena itu orang yang ingin memiliki
kekuatan batin yang hakiki hendaknya
mampu menjaga diri dari lima perkara
ini.
Seseorang yang sudah “Kecanduan”
satu diantara yang lima perkara ini
bukan hanya rendah dipandang Allah,
dipandangan manusia biasa pun ikut
rendah. Nurani yang kotor
menyebabkan do ’a-do’a tidak terkabul.
Beberapa langkah apabila dilakukan
secara konsekuen, Insya Allah
menjadikan manusia “Sakti” Dunia
Akhirat. Getaran batinnya kuat, ibarat
voltage pada lampu yang selalu di
tambah getarannya sementara kaca
yang melingkari lampu itu pun selalu
dibersihkan melalui laku-laku yang
positif.
Hikmah suatu amalan (bacaan) biasanya
terkait dengan perilaku manusianya.
Dalam hadistnya Turmudzi
meriwayatkan, “Seseorang yang
mengucapkan Laa ilaha illallah dengan
memurnikan niat, pasti dibukakan
untuknya pintu-pintu langit, sampai
ucapannya itu dibawa ke Arsy selagi
dosa-dosa besar dijauhi ”.
Hadist ini bisa ditafsiri bahwa suatu
amalan harus diimbangi dengan
pengamalan. Adanya keselarasan antara
ucapan mulut dengan tindakan
menyebabkan orang itu mencapai
hakikatnya “Kekuatan-Kesaktian”.

6. Berhati Ikhlas Berpantang Tamak.
Seseorang yang memiliki hati ikhlas,
tidak rakus dengan dunia lebih memiliki
kepekaan dalam menyerap pelajaraan
ilmu batin. Secara logika, orang yang
berhati ikhlas lebih mudah memusatkan
konsentrasinya pada satu titik tujuan,
yaitu persoalan yang dihadapinya.
Disebutkan bahwa orang yang berhati
ikhlas diperkenankan Allah SWT untuk :
Berbicara, Melihat, Berpikir dan
Mendengar bersama dengan Lidah,
Mata, Hati dan Telinga Allah ( baca hadist
Thabrani ).
Hati yang ikhlas identik dengan ketiadaan
rasa tamak. Orang yang memiliki sifat
ikhlas dan tidak tamak amat disukai
manusia. Rasullullah SAW pernah
didatangi seorang sahabat yang ingin
meminta resep agar disukai Allah SWT
dan disukai sesama manusia. Rasullullah
bersabda : “Jangan rakus dengan Harta
Dunia, tentu Allah akan menyenangimu,
dan jangan tamak dengan hak orang
lain, tentu banyak orang yang
menyenangimu “.
Hadist ini jika dikaitkan dengan
kehidupan para spiritualis mereka
memiliki power pertama kali disebabkan
karena kharismanya, jika seseorang itu
banyak disukai sesamanya maka apa
yang diucapkan pun akan dipercaya.
Sebaliknya walau orang itu berilmu
tinggi tetapi kalau tidak disukai
sesamanya maka apa yang
diucapkannya pun tidak akan ada yang
menggubris.

7. Bersedekah ( Dermawan ).
Bersedekah selain untuk tujuan ibadah
sosial juga memiliki pengaruh terhadap
menyingkirnya bahaya. Banyak hadist
membahas masalah sedekah berkaitan
dengan tolak-balak. Dengan banyak
bersedekah, seseorang akan
memperoleh limpahan rezeki dan
kemenangan.
Rasullullah SAW bersabda : “Wahai
Manusia !! Bertobatlah Kamu kepada
Allah sebelum mati, segeralah Kamu
beramal saleh sebelum Kamu sibuk,
sambunglah hubungan dengan
Tuhanmu dengan memperbanyak zikir
dan memperbanyak amal sedekah
dengan rahasia maupun terang-
terangan. Tuhan akan memberi Kamu
rezeki, pertolongan dan kemenangan ”.
(HR Jabir RA)
Dalam kehidupan bermasyarakat kita
bisa melilhat hikmah dari sedekah ini.
Seseorang yang memiliki jiwa
dermawan amat disukai sesamanya.
Logikannya jika orang itu disukai banyak
orang maka ia jauh dari bahaya.
Kisah nyata terjadi pada suatu daerah.
Dua orang yang sama-sama memiliki
ilmu batin memiliki kebun mangga.
Ketika hampir musim panen, mangga
dari seorang dermawan itu tidak ada
yang mencurinya, sebaliknya kebun
mangga yang milik orang bakhil itu
banyak dicuri anak-anak muda.
Disinyalir, pencurian itu terjadi karena
unsur “Tidak Suka” dengan pemilik
kebun. Sedangkan anak-anak muda itu
mengapa tidak mau mencuri kebun
milik sang dermawan, rata-rata mereka
mengutarakan keengganannya “Ah dia
orang baik kok kita kerjain” katanya, nah
anda ingin menang dan sakti dunia
akhirat ?? perbanyaklah sedekah.

8. Mengurangi Makan dan Tidur.
Sebuah laku tirakat yang universal yang
berlaku untuk seluruh makhluk hidup
adalah puasa. Ulat agar bisa terbang
menjadi kupu-kupu harus berpuasa
terlebih dahulu, ular agar bisa ganti kulit
harus puasa terlebih dahulu dan ayam
agar bisa beranak pun harus puasa
terlebih dahulu.
Secara budaya banyak hal yang dapat
diraih melalui puasa. Orang-orang
terdahulu tanpa mempermasalahkan sisi
ilmiahnya aktivitas puasa telah berhasil
mendapatkan segala daya linuwih atau
keistimewaan melalui puasa yang lazim
disebut tirakat.
Para spiritualis mendapatkan Wahyu
maupun Wisik ( Petunjuk ghoib melalui
puasa terlebih dahulu ). Dan tradisi itu
masih terus dilestarikan orang-orang
zaman sekarang. Intinya sampai
kapanpun orang tetap meyakini dengan
mengurangi makan dalam hal ini adalah
puasa, seseorang akan memperoleh
inspirasi baru, intuisi.
Tradisi kita, ketika secara budaya sudah
tiada lagi tempat untuk bertanya, melalui
puasa seseorang bisa mendapatkan
telinga yang baru dan ketika ia tak lagi
mampu berkata, dengan puasa
seseorang mampu memperoleh mulut
yang baru.
Secara logika, puasa adalah bentuk
kesungguhan yang diwujudkan melalui
melaparkan diri. Hanya orang-orang
yang sungguh-sungguh saja yang
sanggup melakukannya. Aktivitas ini jika
ditinjau dari sisi ilmu batin, menunjukan
bahwa kesungguhan memprogram niat
itu yang akan menghasilkan kelebihan-
kelebihan.
Hati yang diprogram dengan singguh-
sungguh akan menghasilkan seseuatu
yang luar biasa. Karena itu dalam
menempuh ilmu batin, aktivitas puasa
mutlak dibutuhkan. Karena didalam
puasa itu tidak hanya bermakna
melaparkan diri semata. Lebih dari itu,
berpuasa memiliki tujuan manonaktifkan
nafsu syaithoni.
Non aktifnya nafsu secara tidak langsung
meninggikan taraf spiritual manusia,
sehingga orang-orang yang berpuasa
do ’a nya makbul dan apa yang terusik
dalam hatinya sering menjadi
kenyataan.
Menurut Imam Syafi’i dengan berpuasa
seseorang terhindar dari lemah
beribadah, berat badanya, keras hatinya,
tumpul pikirannya dan kebiasaan
mengantuk. Dari penyelidikan ilmiah
puasa diyakini memiliki pengaruh
terhadap kesehatan manusia.
Orang-orang terdahulu memiliki
ketajaman mata batin dan manjur Ilmu
kanuragannya karena kuatnya dalam
Laku Melek atau mengurangi tidur
malam hari. Bahkan burung hantu yang
dilambangkan sebagai lambang ilmu
pengetahuan pun disebabkan karena
kebiasannya “Tafakur ” pada malam
hari.
Dalam filosofi ilmu batin,
memperbanyak tafakur malam hari
menyebabkan seseorang memiliki “Mata
Lebar”, yaitu ketajaman dalam melihat
dan membaca apa-apa yang tersirat
dibalik kemisterian alam semesta ini.
Bahkan ketika agama Islam datang pun
membenarkan informasi sebelumnya
yang dibawa oleh agama lain. Hanya
Islam yang menginformasikan bahwa
dengan ber-Tahajud ketika orang lain
terlelap dalam tidur, menyebabkan
orang itu akan ditempatkan Allah SWT
pada tempat yang terpuji.
Pada keheningan malam terdapat
berbagai hikmah. Melawan “Nafsu” tidur
menuju ibadah kepada Allah SWT dan
dalam suasana hening itu konsentrasi
mudah menyatu. Saat inilah Allah SWT
memberikan keleluasaan kepada hamba-
hamba-Nya guna memohon apa saja
yang diinginkan.
Banyak para spiritualis yang memiliki
keunikan dalam ilmu batin bukan karena
banyaknya ilmu dan panjangnya amalan
yang dibacanya, melainkan karena laku
prihatin pada malam harinya. Insya
Allah seseorang yang membiasakan diri
tafakur dan beribadah pada malam hari,
maka Allah SWT akan memberikan
keberkahan dalam ilmu-ilmunya.

9. Zikir Kalimah Toyyibah.
Ada hal-hal yang tersembunyi dibalik
zikir kalimah Toyyibah “La ilaha illallah”
pertama, zikir ini disebut sebagai sebaik-
baiknya zikir, berdasarkan hadist riwayat
Nasa ’i, Ibnu Majjah, Ibnu Hibban, dan
Hakim “Afdhaluzd dzikri La ilaha
Illallaahu” yang artinya : sebaik-baik zikir
adalah La ilaha illallah.
Kemudian pada hadist yang lain
disebutkan bahwa dengan zikir kalimah
Toyyibah ini menyebabkan pintu langit
terbuka, selagi yang membaca kalimah
itu orang yang menjauhi dosa-dosa
besar. Sedangkan dengan mengamalkan
zikir kalimah ini, sepanjang zikir ini
diamalkan secara tulus ikhlas
mengharap ridho Allah SWT, justru
Allah yang akan mengatur potensi
manusia.
Dalam hadist Qudsy tersurat : “Barang
siapa disibukkan zikir kepada-Ku
sehingga tidak sempat memohon dari-
Ku maka Aku akan memberikan yang
terbaik dari apa saja yang Ku berikan ”.
Artinya : hikmah dari zikir kalimah
Toyyibah itu, seseorang akan diberi
karunia oleh Allah SWT walau jenis
karunia itu tidak dimintanya. Ini Yang
disebut dengan rezeki yang tak terduga-
duga.
Hikmah lain, dari membiasakan diri
berzikir kalimah “La ilaha illallah “, secara
tidak langsung berarti merekam kalimat
itu pada alam bawah sadar manusia.
Seseorang dalam kondisi kritis, kalimat
yang reflek muncul dari alam bawah
sadarnya adalah kalimat yang paling
akrab dengan lidah dan hatinya.
Maka, seseorang yang istiqomah dalam
zikir kalimah “La ilaha illallah “, bila saat
sakaratul maut hendak menjemput,
Insya Allah kalimat itu yang akan
muncul dari mulutnya. Dengan
demikian berlakulah janji Allah SWT
bahwa seseorang yang diakhir hayatnya
mengucapkan kalimat “La ilaha illallah”,
maka sorgalah balasannya.
Menyimak hal-hal dibalik kalimah
Toyyibah ini, ada dua keuntungan yang
bisa kita raih. Pertama keuntungan dunia
berupa ketenangan hati akibat bias dari
aktivitas zikir, juga keuntungan dunia
berupa datangnya karunia yang
dilimpahkan yang lebih baik dibanding
hamba lain yang meminta.
Sedangkan pahala akhiratnya adalah
menemui kematian dengan Khusnul
Khotimah. Semoga kita termasuk
hamba-hamba Allah yang memperoleh
keuntungan dunia akhirat. Amin.
10. Memakai Wewangian.
Kalau kekuatan fisik seseorang
ditentukan dari ototnya. Kekuatan ilmu
batin ditentukan dari roh. Memperkuat
roh, salah satu caranya dengan
wewangian. Karena itu orang yang
sedang mempelajari ilmu batin atau
ingin melestarikan kekuatan ilmu batin
dalam jiwa raganya, ia dituntut selalu
mengenakan wewangian.
Disebutkan, wewangian amat dibenci
setan dan disukai para malaikat.
Pengertian “Wangi” disini bukan sekedar
wangi karena bau minyak wangi. Wangi
yang hakiki adalah wanginya
kepribadian, dan itu berarti Ahlakul
Karimah. Tentu saja, melengkapi antara
syareat dan hakikat itu seseorang
memang disunahkan memakai
wewangian sekaligus menghiasi diri
dengan Ahlak yang baik.

CARA MENAJAMKAN MATA BATHIN


Seluruh kekuatan yang ada didunia
ini, bersumber dari kuasa Allah SWT. Segala
usaha pencapaian manusia dalam
meningkatkan konsentrasi batinnya kepada
Allah, akan memberikan konsesi yang besar
berupa pengetahuan dan kemampuan
melebihi rata-rata orang lain.

CARA MENAJAMKAN MATA BATIN


Mata Batin atau dalam Istilah Tasawuf
Al Bathinah merupakan Indera keenam yang
Allah berikan kepada setiap manusia, Mata
Batin ibarat kaca yang dapat melihat
sesuatu (bercermin) atau ibarat pisau
tumpul yang dapat diasah sampai tajam
sehingga dapat memotong sesuatu benda.
Setiap manusia mempunyai mata batin
yang asal mulanya Allah ciptakan bersih
tanpa ada noda sedikitpun tetapi kemudian
dinodai oleh sifat-sifat buruk dan
keduniawian.
Ketika kita masih kecil mata batin kita masih
bersih sehingga dapat melihat hal-hal yang ghoib
dan mudah menangkap Ilmu Pengetahuan
dengan mudah tetapi setelah kita besar mata batin
kita sudah ternodai oleh sifat-sifat buruk dan
keduniawian sehingga tidak dapat melihat lagi hal-
hal yang ghoib (tertutup), tempat mata hati adalah
Qalbu ( hati nurani ) yang selalu berubah setiap
saat sesuai dengan perbuatan manusia sehari-hari
jika berbuat jahat akan lupa kepada Allah maka
Qalbu itu menjadi kotor dan jika berbuat baik atau
berzikir Qalbu itu akan bersih kembali.

Dalam Hadist Nabi disebutkan : "Hati
manusia itu ibarat sehelai kain putih yang
apabila manusia itu berbuat dosa maka
tercorenglah / ternodailah kain putih
tersebut dengan satu titik noda kemudian
jika sering berbuat dosa lambat-laun
sehelai kain putih itu berubah menjadi
kotor / hitam". Jika hati nurani sudah kotor
maka terkunci nuraninya akan sulit menerima
petunjuk dari Allah.

Ada Empat Tahapan Untuk Menajamkan
atau Membersihkan Mata Batin :

Pertama, Mengosongkan hati dari sifat-sifat
buruk seperti iri, dengki, benci, dan dari sifat
keduniawian.

Kedua, Membuang daya khayal yang
mengganggu keyakinan hati kemudian berpikir
tentang hal-hal yang ghoib yang kita ketahui.

Ketiga, Mendawamkan
( Kontinue ) sholat dan berzikir pada malam hari
karena kesepian malam dapat menambah
kekhusuk-an hati.

Keempat,
Meningkatkan Iman dan Kecintaan kepada Allah
yaitu : mencintai Allah dari segala-galanya selalu
Munajad ( mohon pertolongan Allah ), dan
Istikharoh ( meminta petunjuk dari Allah SWT )

Sabtu, 28 Agustus 2010

ASAL DIRI

DZAT ALLAH-->NUR DZAT--> NURULLAH-->
MUHAMMAD(insan)--> NUR MUHAMMAD
DZAT ALLAH--> JIBRIL & MUKARABIN
KITAB WASILAH&WASITAH

pengenalan ilmu marifat
Alhamdulillahirabbil Alamin wasalatu
wassalamu ala sayiddina mursaliin wa'ala
alihi wa'ashabihi aj'main..

adapun kemudian daripada itu ketahui
olehmu hai salik bahwasanya tiada
sempurna bagi seseorang mengenal diri
melainkan mengetahui akan asal kejadian
diri,yang mula-mula diciptakan oleh Allah
Ta'ala..pasal pada menyatakan asal yang
mula-mula di jadikan oleh Allah seperti pada
sabda Abdullah ibn Abbas (ra) dari junjungan
kita Nabi SAW : yang mula-mula di jadikan
oleh Allah Ta'ala yaitu Nur NabiMu..

> la yaskuluhul lahu'illah = tiada yang
menyebut Allah hanya Allah,
> laya rulahu ilallah = tiada yang melihat
Allah hanya Allah,
>laya budullahu ilallah = tiada yang
menyembah Allah hanya Allah
seperti firman Allah di dalam hadits qudsi :
dzahir tuhan didalam bathin hamba-
nya,manusia itu rahasiaku dan aku pun
rahasianya(insanu sirri wa ana sirrahu)
bermula insan itu rahasiaku dan rahasiaku
itu sifatku dan sifat-ku tiada lain dari
padanya(al insanu sirri wassirri wa
sifatun,wasifatin laghoiri) , pada hakikatnya
bagi Allah katanya Allah kepada
Muhammad..ini di dalam Al-Adzhim..
(jistumul insanu
wanafsuhu,wakalbuhu,warkuhu,wassamahu,wabsarrahu
warruha walisanuhu,wayajiduhu,lahuahila
ana walla ana gairuhu : tubuh manusia dan
hatinya dan
nyawanya,pendengarannya,penglihatannya,tangan
dan kakinya sekalian itu aku nyatakan
dengan diriku bagi dirinya,dan insan itu tiada
lain dari pada aku dan aku pun tiada lain dari
padanya...maka tiada engkau berani akan di
aku selama engkau masih tiada fana di
dalamku,syahtiada ayal,terhila dan yaitu
rupaku padamu..
maka yaitulah yang dipegang oleh orang
arif'billah,firman Allah : wa huwa ma'akum
Ainama kuntum " ada tuhan kamu serta
kamu",wa fi'an fusikum affala tafsiruun "dan
didalam dirimu pun Aku maka tiadalah kamu
lihat akan di Aku,karena Aku terlebih
hampor dekat pada alat matamu yang
putih,terlebih Aku hampir padamu.."
maka memadailah keterangan dan nash
Quran maka sampai disinilah keterangan-
keterangan ajesamm andrakul idrakul
fahwa idrak,bermula lemah dari pada
pendapat maka yaitulah yang di dapat La
Illaha Ila Allah,Ana...tiada tuhan melainkan
Aku...
Adapun La Illaha --> isyarat wujd makhluk,
Ila Allah --> isyarat Qadim
(bersambung..)

Minggu, 15 Agustus 2010

BID'AH



Nabi saw memperbolehkn brbuat
Bid'ah hasanah. Nabi saw memperbolehkn kita
melakukn Bid'ah hasanah selama hal itu baik
dan tidak menentang syariah, sebagaimana
sabda beliau saw: "Barangsiapa membuat buat
hal baru yang baik dalam Islam, maka baginy
pahalanya dan pahala orang yg mengikutiny
dan tak brkurang sedikitpun dari pahalany, dan
barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk
dalam Islam, maka baginya dosany dan dosa
orang yg mengikutinya dan tak dikurangkn
sedikitpun dari dosanya" (Shahih Muslim hadits
no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih
Ibn Khuzaimah, Sunan Baihaqi Alkubra, Sunan
Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan byk lagi).
Hadits ini menjelaskan makna Bid'ah hasanah
dan Bid'ah dhalalah. Perhatikan hadits beliau saw,
bukankah beliau saw menganjurkan,
maksudnya bila kalian mempunyai suatu
pendapat atau gagasan baru yang membuat
kebaikan atas Islam maka perbuatlah.., alangkah
indahny bimbingan Nabi saw yang tdk
mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa
ummatny bkn hidup untuk 10 atau 100
tahun, tp ribuan tahun akn brlanjut dan akan
muncul kemajuan zaman, modernisasi,
kematian ulama, merajalela kemaksiatan, maka
tentunya pastilah diperlukn hal hal yg baru
demi menjaga muslimin lebih trjaga dalam
kemuliaan, demikianlah bentuk kesempurnaan
agama ini, yg tetap akn bisa dipakai hingga
akhir zaman, inilah makna ayat : "ALYAUMA
AKMALTU LAKUM DIINUKUM..", yg artinya
"hari ini Kusempurnakn utk kalian agama
kalian, kusempurnakn pula kenikmatan bagi
kalian, dan kuridhoi Islam sebagai agama kalian",
Maksudny semua ajaran telah sempurna, tak
perlu lagi ada pendapat lain demi memperbaiki
agama ini, semua hal yg baru selama itu baik
sudah masuk dalam kategori syariah dan sdh
direstui oleh Allah dan rasul Nya, alangkh
sempurnanya Islam, Bila yang dimaksud adalah
tidak ada lagi penambahan, maka pendapat itu
salah, karena setelah ayat ini masih ada banyak
ayat ayat lain turun, masalah hutang dll, berkata
para Mufassirin bahwa ayat ini bermakna Makkah
Almukarramah sebelumnya selalu masih
dimasuki orang musyrik mengikuti hajinya
orang muslim, mulai kejadian turunnya ayat ini
maka Musyrikin tidak lagi masuk masjidil haram,
maka membuat kebiasaan baru yang baik boleh
boleh saja. Namun tentunya bukan membuat
agama baru atau syariat baru yang bertentangan
dengan syariah dan sunnah Rasul saw, atau
menghalalkan apa apa yang sudah diharamkan
oleh Rasul saw atau sebaliknya, inilah makna
hadits beliau saw : "Barangsiapa yang membuat
buat hal baru yang berupa keburukan...dst",
inilah yang disebut Bid'ah Dhalalah. Beliau saw
telah memahami itu semua, bahwa kelak zaman
akan berkembang, maka beliau saw
memperbolehkannya (hal yang baru berupa
kebaikan), menganjurkannya dan menyemangati
kita untuk memperbuatnya, agar ummat tidak
tercekik dengan hal yang ada dizaman kehidupan
beliau saw saja, dan beliau saw telah pula
mengingatkan agar jangan membuat buat hal
yang buruk (Bid'ah dhalalah). Mengenai pendapat
yang mengatakan bahwa hadits ini adalah
khusus untuk sedekah saja, maka tentu ini
adalah pendapat mereka yang dangkal dalam
pemahaman syariah, karena hadits diatas jelas
jelas tak menyebutkan pembatasan hanya untuk
sedekah saja, terbukti dengan perbuatan Bid'ah
hasanah oleh para Sahabat dan Tabi in. Siapakah
yang pertama memulai Bid'ah hasanah setelah
wafatnya Rasul saw Ketika terjadi pembunuhan
besar besaran atas para sahabat (Ahlul
yamaamah) yang mereka itu para Huffadh (yang
hafal) Alqur an dan Ahli Alqur an di zaman
Khalifah Abubakar Asshiddiq ra, berkata
Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra :
"Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan
melaporkan pembunuhan atas ahlulyamaamah
dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadi
pada para Ahlulqur an, lalu ia menyarankan agar
Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan
dan menulis Alqur an, aku berkata : Bagaimana
aku berbuat suatu hal yang tidak diperbuat oleh
Rasulullah.., maka Umar berkata padaku bahwa
Demi Allah ini adalah demi kebaikan dan
merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku
sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku sependapat dengan Umar,
dan engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan
kami tak menuduhmu (kau tak pernah berbuat
jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang
ikutilah dan kumpulkanlah Alqur an dan tulislah
Alqur an..!" Berkata Zeyd : "Demi Allah sungguh
bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung
daripada gunung gunung tidak seberat
perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur
an, bagaimana kalian berdua berbuat sesuatu
yang tak diperbuat oleh Rasulullah saw", maka
Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu
adalah kebaikan, hingga iapun meyakinkanku
sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku sependapat dengan mereka
berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur an".
(Shahih Bukhari hadits no.4402 dan 6768). Nah
saudaraku, bila kita perhatikan konteks diatas
Abubakar shiddiq ra mengakui dengan
ucapannya : "sampai Allah menjernihkan dadaku
dan aku setuju dan kini aku sependapat dengan
Umar", hatinya jernih menerima hal yang baru
(Bid'ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur an,
karena sebelumnya alqur an belum dikumpulkan
menjadi satu buku, tapi terpisah pisah di hafalan
sahabat, ada yang tertulis di kulit onta, di
tembok, dihafal dll, ini adalah Bid'ah hasanah,
justru mereka berdualah yang memulainya. Kita
perhatikan hadits yang dijadikan dalil menafikan
(menghilangkan) Bid'ah hasanah mengenai
semua Bid'ah adalah kesesatan, diriwayatkan
bahwa Rasul saw selepas melakukan shalat
subuh beliau saw menghadap kami dan
menyampaikan ceramah yang membuat hati
berguncang, dan membuat airmata mengalir..,
maka kami berkata : "Wahai Rasulullah.. seakan
akan ini adalah wasiat untuk perpisahan.., maka
beri wasiatlah kami.." maka rasul saw bersabda :
"Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa kepada
Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun
kalian dipimpin oleh seorang Budak afrika,
sungguh diantara kalian yang berumur panjang
akan melihat sangat banyak ikhtilaf perbedaan
pendapat, maka berpegang teguhlah pada
sunnahku dan sunnah khulafa urrasyidin yang
mereka itu pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat
dengan geraham kalian (suatu kiasan untuk
kesungguhan), dan hati hatilah dengan hal hal
yang baru, sungguh semua yang Bid;ah itu
adalah kesesatan". (Mustadrak Alasshahihain
hadits no.329). Jelaslah bahwa Rasul saw
menjelaskan pada kita untuk mengikuti sunnah
beliau dan sunnah khulafa urrasyidin, dan
sunnah beliau saw telah memperbolehkan hal
yang baru selama itu baik dan tak melanggar
syariah, dan sunnah khulafa urrasyidin adalah
anda lihat sendiri bagaimana Abubakar shiddiq ra
dan Umar bin Khattab ra menyetujui bahkan
menganjurkan, bahkan memerintahkan hal yang
baru, yang tidak dilakukan oleh Rasul saw yaitu
pembukuan Alqur an, lalu pula selesai
penulisannya dimasa Khalifah Utsman bin Affan
ra, dengan persetujuan dan kehadiran Ali bin Abi
Thalib kw. Nah.. sempurnalah sudah keempat
makhluk termulia di ummat ini, khulafa
urrasyidin melakukan Bid'ah hasanah, Abubakar
shiddiq ra dimasa kekhalifahannya
memerintahkan pengumpulan Alqur an, lalu
kemudian Umar bin Khattab ra pula dimasa
kekhalifahannya memerintahkan tarawih
berjamaah dan seraya berkata : "Inilah sebaik
baik Bid'ah!"(Shahih Bukhari hadits no.1906) lalu
pula selesai penulisan Alqur an dimasa Khalifah
Utsman bin Affan ra hingga Alqur an kini dikenal
dengan nama Mushaf Utsmaniy, dan Ali bin Abi
Thalib kw menghadiri dan menyetujui hal itu.
Demikian pula hal yang dibuat-buat tanpa
perintah Rasul saw adalah dua kali adzan di
Shalat Jumat, tidak pernah dilakukan dimasa
Rasul saw, tidak dimasa Khalifah Abubakar
shiddiq ra, tidak pula dimasa Umar bin khattab ra
dan baru dilakukan dimasa Utsman bin Affan ra,
dan diteruskan hingga kini (Shahih Bulkhari
hadits no.873). Siapakah yang salah dan
tertuduh, siapakah yang lebih mengerti larangan
Bid'ah, adakah pendapat mengatakan bahwa
keempat Khulafa urrasyidin ini tak faham makna
Bid'ah Bid'ah Dhalalah Jelaslah sudah bahwa
mereka yang menolak Bid'ah hasanah inilah
yang termasuk pada golongan Bid'ah dhalalah,
dan Bid'ah dhalalah ini banyak jenisnya, seperti
penafikan sunnah, penolakan ucapan sahabat,
penolakan pendapat Khulafa urrasyidin,
nah..diantaranya adalah penolakan atas hal baru
selama itu baik dan tak melanggar syariah,
karena hal ini sudah diperbolehkan oleh Rasul
saw dan dilakukan oleh Khulafa urrasyidin, dan
Rasul saw telah jelas jelas memberitahukan
bahwa akan muncul banyak ikhtilaf,
berpeganglah pada Sunnahku dan Sunnah
Khulafa urrasyidin, bagaimana Sunnah Rasul
saw, beliau saw membolehkan Bid'ah hasanah,
bagaimana sunnah Khulafa urrasyidin, mereka
melakukan Bid'ah hasanah, maka penolakan atas
hal inilah yang merupakan Bid'ah dhalalah, hal
yang telah diperingatkan oleh Rasul saw. Bila kita
menafikan (meniadakan) adanya Bid'ah hasanah,
maka kita telah menafikan dan memBid'ahkan
Kitab Al-Quran dan Kitab Hadits yang menjadi
panduan ajaran pokok Agama Islam karena
kedua kitab tersebut (Al-Quran dan Hadits) tidak
ada perintah Rasulullah saw untuk
membukukannya dalam satu kitab masing-
masing, melainkan hal itu merupakan ijma/
kesepakatan pendapat para Sahabat Radhiyallahu
anhum dan hal ini dilakukan setelah Rasulullah
saw wafat. Buku hadits seperti Shahih Bukhari,
shahih Muslim dll inipun tak pernah ada perintah
Rasul saw untuk membukukannya, tak pula
Khulafa urrasyidin memerintahkan menulisnya,
namun para tabi in mulai menulis hadits Rasul
saw. Begitu pula Ilmu Musthalahulhadits,
Nahwu, sharaf, dan lain-lain sehingga kita dapat
memahami kedudukan derajat hadits, ini semua
adalah perbuatan Bid'ah namun Bid'ah Hasanah.
Demikian pula ucapan "Radhiyallahu anhu" atas
sahabat, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah
saw, tidak pula oleh sahabat, walaupun itu di
sebut dalam Al-Quran bahwa mereka para
sahabat itu diridhoi Allah, namun tak ada dalam
Ayat atau hadits Rasul saw memerintahkan
untuk mengucapkan ucapan itu untuk
sahabatnya, namun karena kecintaan para Tabi
in pada Sahabat, maka mereka menambahinya
dengan ucapan tersebut. Dan ini merupakan
Bid'ah Hasanah dengan dalil Hadits di atas, Lalu
muncul pula kini Al-Quran yang di kasetkan, di
CD kan, Program Al-Quran di handphone, Al-
Quran yang diterjemahkan, ini semua adalah
Bid'ah hasanah. Bid'ah yang baik yang berfaedah
dan untuk tujuan kemaslahatan muslimin,
karena dengan adanya Bid'ah hasanah di atas
maka semakin mudah bagi kita untuk
mempelajari Al-Quran, untuk selalu membaca
Al-Quran, bahkan untuk menghafal Al-Quran
dan tidak ada yang memungkirinya. Sekarang
kalau kita menarik mundur kebelakang sejarah
Islam, bila Al-Quran tidak dibukukan oleh para
Sahabat ra, apa sekiranya yang terjadi pada
perkembangan sejarah Islam Al-Quran masih
bertebaran di tembok-tembok, di kulit onta,
hafalan para Sahabat ra yang hanya sebagian
dituliskan, maka akan muncul beribu-ribu Versi
Al-Quran di zaman sekarang, karena semua
orang akan mengumpulkan dan
membukukannya, yang masing-masing dengan
riwayatnya sendiri, maka hancurlah Al-Quran
dan hancurlah Islam. Namun dengan adanya
Bid'ah Hasanah, sekarang kita masih mengenal
Al-Quran secara utuh dan dengan adanya Bid'ah
Hasanah ini pula kita masih mengenal Hadits-
hadits Rasulullah saw, maka jadilah Islam ini
kokoh dan Abadi, jelaslah sudah sabda Rasul
saw yang telah membolehkannya, beliau saw
telah mengetahui dengan jelas bahwa hal hal
baru yang berupa kebaikan (Bid'ah hasanah),
mesti dimunculkan kelak, dan beliau saw telah
melarang hal hal baru yang berupa keburukan
(Bid'ah dhalalah). Saudara saudaraku, jernihkan
hatimu menerima ini semua, ingatlah ucapan
Amirulmukminin pertama ini, ketahuilah ucapan
ucapannya adalah Mutiara Alqur an, sosok
agung Abubakar Ashiddiq ra berkata mengenai
Bid'ah hasanah : "sampai Allah menjernihkan
dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat
dengan Umar". Lalu berkata pula Zeyd bin
haritsah ra :"..bagaimana kalian berdua
(Abubakar dan Umar) berbuat sesuatu yang tak
diperbuat oleh Rasulullah saw, maka Abubakar
ra mengatakannya bahwa hal itu adalah
kebaikan, hingga iapun(Abubakar ra)
meyakinkanku (Zeyd) sampai Allah
menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini
aku sependapat dengan mereka berdua". Maka
kuhimbau saudara saudaraku muslimin yang
kumuliakan, hati yang jernih menerima hal hal
baru yang baik adalah hati yang sehati dengan
Abubakar shiddiq ra, hati Umar bin Khattab ra,
hati Zeyd bin haritsah ra, hati para sahabat, yaitu
hati yang dijernihkan Allah swt, Dan curigalah
pada dirimu bila kau temukan dirimu
mengingkari hal ini, maka barangkali hatimu
belum dijernihkan Allah, karena tak mau
sependapat dengan mereka, belum setuju
dengan pendapat mereka, masih menolak Bid'ah
hasanah, dan Rasul saw sudah
mengingatkanmu bahwa akan terjadi banyak
ikhtilaf, dan peganglah perbuatanku dan
perbuatan khulafa urrasyidin, gigit dengan
geraham yang maksudnya berpeganglah erat
erat pada tuntunanku dan tuntunan mereka.
Allah menjernihkan sanubariku dan sanubari
kalian hingga sehati dan sependapat dengan
Abubakar Asshiddiq ra, Umar bin Khattab ra,
Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi Thalib kw dan
seluruh sahabat.. amiin Pendapat para Imam
dan Muhadditsin mengenai Bid'ah 1. Al Hafidh Al
Muhaddits Al Imam Muhammad bin Idris
Assyafii rahimahullah (Imam Syafii) Berkata
Imam Syafii bahwa Bid'ah terbagi dua, yaitu
Bid'ah mahmudah (terpuji) dan Bid'ah
madzmumah (tercela), maka yang sejalan
dengan sunnah maka ia terpuji, dan yang tidak
selaras dengan sunnah adalah tercela, beliau
berdalil dengan ucapan Umar bin Khattab ra
mengenai shalat tarawih : "inilah sebaik baik
Bid'ah". (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)
2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin Ahmad Al
Qurtubiy rahimahullah "Menanggapi ucapan ini
(ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam
Qurtubi berkata) bahwa makna hadits Nabi saw
yang berbunyi : "seburuk buruk permasalahan
adalah hal yang baru, dan semua Bid'ah adalah
dhalalah" (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha wa
kullu bid atin dhalaalah), yang dimaksud adalah
hal hal yang tidak sejalan dengan Alqur an dan
Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat
radhiyallahu anhum, sungguh telah diperjelas
mengenai hal ini oleh hadits lainnya :
"Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik
dalam Islam, maka baginya pahalanya dan
pahala orang yang mengikutinya dan tak
berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat hal baru yang buruk
dalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa
orang yang mengikutinya" (Shahih Muslim
hadits no.1017) dan hadits ini merupakan inti
penjelasan mengenai Bid'ah yang baik dan Bid'ah
yang sesat". (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)
3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam Abu Zakariya
Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah
(Imam Nawawi) "Penjelasan mengenai hadits :
"Barangsiapa membuat buat hal baru yang baik
dalam Islam, maka baginya pahalanya dan
pahala orang yang mengikutinya dan tak
berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat hal baru yang
dosanya", hadits ini merupakan anjuran untuk
membuat kebiasaan kebiasaan yang baik, dan
ancaman untuk membuat kebiasaan yang
buruk, dan pada hadits ini terdapat pengecualian
dari sabda beliau saw : "semua yang baru adalah
Bid'ah, dan semua yang Bid'ah adalah sesat",
sungguh yang dimaksudkan adalah hal baru
yang buruk dan Bid'ah yang tercela". (Syarh
Annawawi ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)
Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa Ulama
membagi Bid'ah menjadi 5, yaitu Bid'ah yang
wajib, Bid'ah yang mandub, Bid'ah yang mubah,
Bid'ah yang makruh dan Bid'ah yang haram.
Bid'ah yang wajib contohnya adalah
mencantumkan dalil dalil pada ucapan ucapan
yang menentang kemungkaran, contoh Bid'ah
yang mandub (mendapat pahala bila dilakukan
dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah
membuat buku buku ilmu syariah, membangun
majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yang
Mubah adalah bermacam macam dari jenis
makanan, dan Bid'ah makruh dan haram sudah
jelas diketahui, demikianlah makna pengecualian
dan kekhususan dari makna yg umum,
sebagaimana ucapan Umar ra atas jamaah
tarawih bahwa inilah sebaik2 Bid'ah". (Syarh
Imam Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal
154-155) Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam
Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy
rahimahullah Mengenai hadits "Bid'ah Dhalalah"
ini brmakna "Aammun makhsush", (sesuatu
yang umum yg ada pengecualiannya), spt
firman Allah : ".. yang Menghancurkn segala
sesuatu" (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataanny
tidak segalanya hancur, (*atau pula ayat :
"Sungguh telah kupastikan ketentuanku untuk
memenuhi jahannam dengan jin dan manusia
keseluruhanny" QS Assajdah-13), dan pd
kenyataannya bkn semua manusia masuk
neraka, tapi ayat itu bukan brmakna
keseluruhan tapi brmakna seluruh musyrikin
dan orang dhalim.pen) atau hadits : "aku dan hari
kiamat bagaikan kedua jari ini" (dan
kenyataanny kiamat masih ribuan tahun setelah
wafatnya Rasul saw) (Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal
189).Maka bila muncul pemahaman di akhir
zaman yang bertentangan dengan pemahamn
para Muhaddits maka mestilah kita brhati hati
dari manakah ilmu mereka, brdasarkn apa
pemahaman mereka, atau seorang yang disebut
imam padahal ia tak mncapai derajat hafidh
atau muhaddits, atau hanya ucapan orang yg
tak punya sanad, hanya menukil menukil hadits
dan mentakwilkan semauny tanpa
memperdulikan fatwa fatwa para Imam
Walillahittaufiq

Selasa, 03 Agustus 2010

Hadith Nasihat


Allah berfirman dalam sebuah Hadis Qudsi,
dipetik dari Kitab Al-Mawa'iz karangan Al-Ghazali :-

Wahai anak-anak Adam,

Aku hairan kepada orang-orang yang yakin
dengan kematian, bagaimana ia masih
bergembira?

Aku hairan orang yang percaya adanya hari
perhitungan, tetapi ia masih leka mengumpul
harta,

Aku hairan orang yang yakin dengan alam kubur,
bagaimana ia masih ketawa?

Aku hairan orang yang yakin tentang hari akhirat,
bagaimana ia masih lagi leka?

Aku hairan orang yang yakin tetang dunia ini akan
musnah, tetapi ia tetap tenang diatasnya.

Aku hairan kepada orang-orang yang alim
lidahnya tetapi jahil tentang hatinya.

Aku hairan kepada orang yang membersih
dengan air tetapi ia tidak membersih dengan hati.

Aku hairan dengan orang yang suka mengambil
tahu tentang keburukan orang lain, sedangkan ia
lupa pada keburukan dirinya,
atau orang yang tahu sesungguhnya Allah akan
membongkar segala maksiat yang ia lakukan,
atau orang yang tahu ia akan mati keseorangan
dan bersendirian di dalam kubur dan akan di
hisab berseorangan, bagaimana ia masih lagi
bersuka ria bersama manusia?
Tidak ada Tuhan selain dari Aku dan Muhammad
itu hamba-Ku dan Rasul-Ku
[ Dipetik daripada Prof Madya Mohd. Uzir
Kamaluddin , Pensyarah UiTM Malaysia ]

Jumat, 30 Juli 2010

Larangan Berfikir tentang Dzat Allah

Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali


Allah SWT berfirman, yang artinya,
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan
bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang
berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat
Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan
tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): 'Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau
menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa
neraka.'" (Ali 'Imran: 191).
"Katakanlah, 'Perhatikanlah apa yaag ada di langit
dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan
Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan
bagi orang-orang yang tidak beriman.'" (Yunus:
101).
"Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan
apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah.
yang demikian itu adalah anggapan orang-orang
kafir, Maka celakalah orang-orang kafir itu Karena
mereka akan masuk neraka." (Shaad: 27).
Rasulullah saw. juga bersabda yang artinya,
"Berfikirlah tentang nikmat-nikmat Allah, dan
jangan sekali-kali engkau berfikir tentang Dzat
Allah." (Hasan, Syaikh al-Albani dalam Silsilah al-
Ahaadiits ash-Shahiihah [1788]).
Diriwayatkan dari Fudhalah bin Ubaid r.a., dari
Rasulullah saw., beliau bersabda: "Tiga jenis
orang yang tidak perlu engkau tanyakan lagi
nasibnya; orang yang memisahkan diri dari
jama'ah, ia mendurhakai imam dan mati dalam
keadaan durhaka. Budak wanita atau pria yang
melarikan diri dari tuannya, lalu mati. Dan
seorang wanita yang ditinggal oleh suaminya
dengan memberi perbekalan yang cukup, lalu
sepeninggal suaminya ia bersolek (untuk lelaki
lain)." Tiga jenis orang yang tidak perlu engkau
tanyakan lagi nasibnya; Orang yang merampas
selendang Allah, sesungguhnya selendang Allah
adalah kesombongan-Nya, sarung-Nya adalah
kemuliaan. Orang yang ragu tentang Allah. Dan
orang yang berputus asa terhadap rahmat Allah."
(Shahih, HR Bukhari dalam al-Adabul Mufrad
[590], Ahmad [IV/19], Ibnu Hibban [4559], Ibnu
Abi 'Ashim dalam as-Sunnah [89], dan al-Bazzar
[84]).
Diriwayatkan dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah
saw. bersabda, "Sesungguhnya syaitan
mendatangi salah seorang dari kamu, lalu
mengatakan, 'Siapakah yang telah
menciptakanmu?' ' Allah!' jawabnya. Lalu syaitan
bertanya lagi: 'Lalu siapakah yang menciptakan
Allah?' Jika kalian menghadapi hal seperti ini, maka
hendaklah ia mengucapkan, 'Aku beriman kepada
Allah dan Rasul-rasul-Nya.' Sesungguhnya,
ucapan itu dapat menghilangkan waswas syaitan
itu." (Shahih, HR Ahmad [VI/258] dan Ibnu
Hibban dalam al-Mawarid [41])
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari
Rasulullah saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya
syaitan mendatangi salah seorang dari kamu, lalu
berkata, 'Siapakah yang telah menciptakan ini?
Siapakah yang telah menciptakan itu?' Hingga
syaitan berkata kepadanya: 'Siapakah yang
menciptakan Rabb-mu?' Jika sudah sampai
demikian, maka hendaklah ia berlindung kepada
Allah dengan mengucapkan isti'adzah dan
berhenti." (HR Bukhari [3276] dan Muslim [134]).
Dari jalur lain diriwayatkan dengan lafazh.
"Hampir tiba masanya orang-orang saling
bertanya sesama mereka. Sehingga ada yang
bertanya, ' Allah telah menciptakan ini dan itu, lalu
siapakah yang menciptakan Allah?' Jika mereka
mengatakan seperti itu, maka bacakanlah,
'Katakanlah: 'Dialah Allah, Yang Mahaesa.' Allah
adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala
urusan. Dia tidak beranak dan tiada pula
diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang
setara dengan Dia.' (Al-Ikhlas: 1-4). Kemudian,
hendaklah ia meludah ke kiri sebanyak tiga kali,
lalu berlindung kepada Allah dari gangguan
syaitan dengan mengucapkan isti'adzah." (HR
Abu Dawud [4732], An-Nasa'i dalam 'Amalul
Yaum wal Lailah [460], Abu Awanah [I/81-82],
Ibnu Abdil Barr dalam at-Tamhiid [VII/146]).
Diriwayatkan dari Anas bin Malik r.a., ia berkata,
"Rasulullah saw. bersabda, ' Allah SWT berfirman,
'Sesungguhnya ummatku akan terus-menerus
bertanya apa ini, apa itu?' Hingga mereka
bertanya, ' Allah telah menciptakan ini dan itu lalu
siapakah yang menciptakan Allah'" (HR Muslim
[136]).
Dalam riwayat lain ditambahkan, "Pada saat
seperti itu mereka tersesat." (Shahih, HR Ibnu Abi
Ashim dalam as-Sunnah [647]).
Kandungan Bab:
1. Allah SWT. telah menganjurkan dalam Kitab-Nya
agar berfikir dan bertadabbur. Anjuran ini ada dua
macam.
Pertama, anjuran mentadabburi ayat-ayat Al-
Qur'an dan ayat-ayat-Nya yang dapat disimak.
Agar seorang hamba dapat memahami maksud
Allah swt dan dapat meyakini kehebatan atau Al-
Qur'an sebagai Kalamullah dan mukjizat yang
tidak ada kebathilan di dalamnya, dari depan
maupun dari belakang. Sebagaimana yang Allah
SWT firmankan, "Maka apakah mereka tidak
memperhatikan al-Qur-an? kalau kiranya al-Qur-
an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapat pertentangan yang banyak di
dalamnya." (An-Nisaa': 82).
"Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-
Qur'an ataukah hati mereka
terkunci?" (Muhammad: 24).
Kedua, anjuran memikirkan keagungan ciptaan
Allah, kerajaan dan kekuasaan-Nya, serta ayat-
ayat yang dapat disaksikan, agar seorang hamba
dapat merasakan keagungan al-Khaliq, dapat
mengakui Al-Qur'an. Sebagaimana yang Allah
SWT. firmankan, "Katakanlah, 'Perhatikanlah apa
yang ada di langit dan di bumi.'" (Yunus: 101).
"Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala wilayah
bumi dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelas
bagi mereka, bahwa Al-Qur'an itu benar. Dan
apakah Rabbmu tidak cukup (bagi kamu), bahwa
sesungguhnya Dia menyaksikan segala
sesuatu." (Fushshilat: 53).
2. Memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah swt
yang dapat disaksikan dan mentadabburi ayat-
ayat Allah yang dapat disimak tidaklah dibatasi
dengan keadaan atau waktu tertentu seperti yang
dibuat-buat oleh kaum sufi atau ahli kalam,
dengan menggunakan istilah renungan pemikiran
dan lainnya, dalilnya adalah firman Allah SWT,
"(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah
sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang
penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), 'Ya
Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Mahasuci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka." (Ali 'Imran:
191).
3. Dzat Allah tidak akan bisa terjangkau oleh akal
pikiran dan tidak akan bisa dikira-kirakan. Allah
SWT. berfirman, "Sedangkan ilmu mereka tidak
dapat meliputi ilmu-Nya." (Thaahaa: 110). Karena
Dzat Allah Mahaagung dan Mahatinggi dari
kandungan permisalan dan qiyas.
"Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata,
sedang Dia dapat melihat segala yang penglihatan
itu." (Al-An'aam: 103).
Dan bagi al-Khaliq, tidak ada penyerupaan,
tandingan dan juga permisalan, "Dan tidak ada
sesuatu pun yang setara dengan Dia." (Al-Ikhlash:
4). Oleh sebab itulah melalui lisan Rasul-Nya, Allah
Yang Mahabijaksana melarang berfikir tentang
Dzat-Nya Yang Mahasuci.
4. Berfikir tentang Dzat Allah akan menggiring
pelakunya kepada keragu-raguan tentang Allah.
Dan siapa saja yang ragu tentang Allah, pasti
binasa. Sebab ia akan dicecar oleh pertanyaan-
pertanyaan membingungkan yang lahir dari
permikiran sesat, " Allah menciptakan ini dan itu
lalu siapakah yang menciptakan Allah?"
Pertanyaan itu pada hakikatnya sangat kontradiktif
dan kabur maksudnya. Sebab Allah adalah
Pencipta bukan makhluk! Allah SWT berfirman,
"Dia tidak beranak dan tiada pula
diperanakkan." (Al-Ikhlash: 3).
Penyatuan dan perkara yang saling kontradiktif
adalah sebuah kekeliruan, bahkan sebuah
kemustahilan dan ketidakmungkinan. Karena
kesamaran itulah, syaitan menerobos masuk ke
dalam hati manusia sehingga mereka ragu
tentang Allah. Pertanyaan itu pada hakikatnya
menyamakan Allah (ak-Khaliq) dengan makhluk.
Tanpa ragu lagi. Makhluk pasti ada yang
menciptakannya. Akan tetapi pertanyaan tidak
berhenti sampai di situ, bahkan dilanjutkan
dengan pertanyaan tentang siapa yang
menciptakan Pencipta. Maka, jatuhlah ia dalam
penyerupaan al-Khaliq dengan makhluk, wal
'iyaadzubillaah.
5. Pengobatan untuk waswas Iblis dan pemikiran-
pemikiran syaitan ini, yaitu mengikuti tata cara Al-
Qur'an dan As-Sunnah yang dijelaskan oleh
Rasulullah saw.:
1. Membaca surat Al-Ikhlash.
2. Meludah ke kiri sebanyak tiga kali.
3. Berlindung kepada Allah swt dari gangguan
syaitan yang terkutuk dengan membaca
isti'adzah.
4. Mengatakan, "Aku beriman kepada Allah dan
rasul-rasul-Nya.:
5. Memutus waswas dan menghentikan
keraguannya.
6. Bimbingan Nabawi tadi merupakan cara yang
paling mujarab untuk mengobati penyakit
waswas dan lebih ampuh untuk memutusnya
daripada cara jidal (perdebatan) logika yang
sempit yang pada umumnya malah membuat
orang bingung. Hendaklah orang yang waras
akalnya memperhatikan benar sabda Nabi,
"Sesungguhnya hal itu dapat menghilangkannya."
Jadi, siapa saja yang melakukannya semata-mata
ikhlas karena Allah dan ketaatan kepada Rasul-
Nya, maka syaitan pasti lari.
7. Kaum Salafush Shalih menerapkan metodologi
Al-Qur'an dalam memutus waswas ini.
Diriwayatkan dari Abu Zumail, ia berkata, "Aku
bertanya kepada Ibnu Abbas r.a., kukatakan
padanya, 'Ada suatu perkara yang terlintas dalam
hatiku.'" "Apa itu?" tanya beliau. "Demi Allah, aku
tidak ingin membicarakannya!" jawabku pula.
Beliau berkata, "Adakah itu sesuatu yang
membuatmu ragu?" Beliau tersenyum, lalu
berkata, "Tidak ada seorang pun yang terhindar
dari hal itu. Namun Allah SWT telah menurunkan
firman-Nya, "Maka, jika kamu (Muhammad)
berada dalam keragu-raguan tentang apa yang
Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah
kepada orang-orang yang membaca al-Kitab
sebelum kamu." (Yunus: 94) Lalu ia berkata
kepadaku, "Jika engkau merasakan sesuatu yang
meragukan di dalam hati, maka katakanlah, 'Dia-
lah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Zhahir dan
Yang Bathin; dan Dia Mahamengetahui segala
sesuatu.'" (Al-Hadiid: 3). (Shahih, HR Abu Daud
[5110]).
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin 'Ied al-
Hilali, Al-Manaahisy Syar'iyyah fii Shahiihis
Sunnah an-Nabawiyyah, atau Ensiklopedi
Larangan menurut Al-Qur'an dan As-Sunnah,
terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi'i,
2006), hlm. 91-98

Selasa, 27 Juli 2010

Mematikan diri

adapun yang mematikan diri yang berhuruf dan
bernama ALLAH itu demikian caranya :

1. menafikan huruf Alif,
2. Lam Awal,
3. Lam Akhir,
4. Ha

adapun huruf-huruf yang demikian ;

1. Alif = Allahusamma wati wal Ardh,
2. Lam Awal = Lillah husamma wati wal Ardh,
3. Lam Akhir = Lahulmulku samma wati wal
Ardh,
4. Ha = Wal awallu wal akhirru Wal Dzahiru wal
Batiinu

jadi jikalau demikian diri kita yang dzahir itu nyata
fana sekali2 tiada mempunyai apa-apa lagi (min
adami ila wujdin,wamin wujdin ila Adami) jadi
maksudnya dari pada kita diri yang dzahir walau
sehelai rambut pun telah tiada mempunyai lagi
apa-apa..
tiada boleh dikatakan ada lagi pada ilmu-
nya,hanya diri yang bathin jua ialah yang
bernama Muhammad..seperti firman Allah ta'ala
dalam hadits Qudsi : Ku jadikan semesta sekalian
alam ini karenamu yaa Muhammad,Ku jadikan
akan dikau karenaKu yaa Muhammad..
Adapun dzat mutlak yang dinamakan oleh kaum
ahli sufi akan Dia 'Asyiq itu ialah Ta'yin
Hakikat,Ta'yin hakikat ke duanya adanya jua
bukan dari padanya jua,maka tatkala hendak
menyatakan IradatNya dari kodratNya maka asal
Ta'yin hakikat itu dinamakan A'yan sabitah,yaitu
ibarat cermin maka limpahlah wujd mutlak itu
seperti yang di dalam cermin..
ahmad muhammad allah
I . O
allah
titik namanya ; Ahdiat
adapun pertama,titik pindah wadah semata-mata
maka ilmu A'yan sabitah hakikat tubuh
Muhammad yaitu asal sekalian Nyawa
adanya..kitab ini adalah dabitan dari kitab Babul
haqq dan jadi kitab berencong..dengan perkataan
perkenalan kepada Allah jangan susah mencari
Allah,Allah telah lenyap menjadi nyawa sekalian
batang tubuh..

--jangan susah mencari billah,
--billah ada didalam tubuh,
--jangan susah mencari Allah,
--Allah ada di dalam tubuh

yaitu Nur Allah,dimana ada Nur-nya tentu tiada
terputus dari yang punya Nur tersebut..bersatu
tetapi tiada sekutu itulah antaranya kita dengan
Allah..

Kitab Barencong,Datu Sanggul/Datu muning

Bismillahirahmanirahiim

Rakam yaitu Mengenal,
1.Maksudnya mengenal yang sebenar-benarnya
diri/mengetahui asalnya diri supaya tahu yang
sebenarnya agar mengenal akan Tuhan,
2.Ini agar meng-Esa-kan yang sebenar-benarnya
diri kepada Allah Ta'Ala agar jangan sampai
Murakabah yang bersusunan pada Ilmu-Nya..
Adapun jua maksud Rakam yang 1&2 itu
menerangkan keadaan perkakas isi tubuh yang
dzahir & yang bathin,maka jika sudah pula
diketahui seperti ini hendaknya di fana-kan agar
tetap ke-Esa an-Nya dan tidak siapa pun jua yang
dapat menduakan-Nya/Allah saja yang Tunggal/
Esa,Demikianlah maksudnya..
Kemudian daripada itu disinilah saya mulai
menerangkan,yang bernama Diri itu ada 2 Bagian:

--Diri yang Dzahir,
--Diri yang Bathin.

adapun diri yang Dzahir itu asal daripada unsur
Adam,Adam unsurnya memiliki 4 perkara,yaitu :

1.Api,
2.Angin,
3.Air,
4.Tanah

Dan berikut ini penjabaran/makna dari tulisan/
huruf ALLAH yang sering kita lihat dalam kaligrafi,

--ALIF ---> Api,
--LAM AWAL --> Angin,
--LAM AKHIR --> Air,
--HA --> TANAH/BUMI

1. adapun Api itu terbit dari Diri yang Bathin jua
yang berhuruf ALIF bernama DZAT yang menjadi
rahasia hurufnya pada kita,

2. adapun Angin itu terbit dari Diri yang Bathin jua
yang berhuruf LAM AWAL bernama SIFAT yang
menjadi nyawa pada kita/Nafas kita,

3. adapun Air itu terbit jua dari Diri kita yang
Bathin,berhuruf LAM AKHIR bernama ASMA yang
menjadi HATI pada kita (Air Nuthfah&Air Liur),

4. adapun Tanah/Bumi itu pula terbit dari Diri
yang Bathin jua berhuruf HA bernama AF'AL
menjadi tingkah Laku pada kita..
Jadi,demikianlah Diri kita yang Dzahir ini terbit dari
bayang-bayang kita yang Bathin jua dan adanya
Huruf yang bertuliskan ALLAH,tapi jangan sampai
saudara mengakui bahwa saudara adalah Tuhan
karena Diri kita yang Dzahir ini hanyalah Tulisan
(Ingat,hanya sebatas Huruf/Tulisan) yang
berlafadz ALLAH,untuk itulah Allah Ta'Ala
menciptakan tulisan/huruf tersebut agar kita
mengenal Diri kita yang Dzahir..
Kemudian daripada itu setelah kita mengetahui
Diri kita yang Dzahir hendaklah kita ketahui Diri
kita yang Bathin pula,agar dapat kita kenal akan
Tuhan melalui Diri yang Bathin sebagaimana
seperti sebuah sabda yang sangat dikenal oleh
para kaum sufi "Man Arafa Nafsahu Fa Qad Arafa
Rabbahu" barang siapa mengenal sebenar-
benarnya Diri Niscaya Diri akan mengenal
Tuhannya...tetapi sebelum kita mengenal akan
Diri kita yang Bathin,hendaklah mati dahulu
sebelum mati Diri kita yang Dzahir tadi,seperti
Sabda Nabi SAW "Mutu Kabla Anta Mutu" jikalau
telah kita matikan Diri yang Dzahir tadi,barulah
nyata dari kita yang Bathin yang bernama
sebenar-benarnya DIRI..
Simbol pemahaman Datu Sanggul/Datu Muning/
Syekh Abdus Samad/Ahmad Sirajul Huda/Syekh
Jalil,tentang keTuhanan ialah dari Bumi Naik ke
Langit maksudnya beliau mengenal Hakikat Tuhan
berdasarkan apa-apa yang telah diciptakan-Nya
(Alam Semesta) sehingga dari pemahaman
terhadap alam semesta itulah menghantarkan
pada kebenaran sejati yakni ALLAH SWT,karena
memang dari alam dan bahkan pada Diri
sendirilah (manusia) terdapat tanda-tanda
kekuasaan-NYA bagi yang
mentafakurrinya..dengan kata lain ilmu Tasawuf
Datu Sanggul adalah ilmu Laduni yang telah di
karuniakan oleh ALLAH SWT kepada beliau,karena
itu orang yang mempelajari Tasawuf pada
dasarnya bisa menggabungkan 2 sumber acuan
pokok,yakni :

1.berdasarkan Wahyu (Qauliyah),
2.berdasarkan tanda-tanda ayat-NYA (Qauniyah)
yang terpampang jelas pada alam atau makhluk
ciptaan-NYA..

"Tidak memakai ilmu atau bacaan tertentu,hanya
menjaga keluar masuknya Nafas kapan ia keluar
dan kapan ia masuk" sehingga secara rutin dapat
melaksanakan sholat ke masjidil haram setiap hari
jum'at...(kira-kira seperti itulah beberapa patah
kata yang pernah di katakan Datu Sanggul kepada
Datu Kalampayan/Syekh Muhammad Arsyad Al
Banjari) kata-kata yang diucapakan beliau tersebut
diatas juga sama seperti yang pernah di ucapkan
oleh Mawlana Abdul Khaliq Al Ghujdawani qs
tentang "Hosh Dar Dam/Bernafas secara Sadar"
dan Imam Tariqah Syah Naqsyaband qs "...(jalan)
ini dibangun diatas jalan nafas (pondasi) nafas,jadi
adalah keharusan seseorang menjaga nafasnya
dikala menghirup dan membuang nafasnya...."
salah satu karya Datu Sanggul yang spektakuler
ialah membuat tatalan/tatakan kayu besi(ulin)
menjadi soko guru mesjid di desa
tatakan,sebagaimana yang pernah dilakukan oleh
Sunan Kalijaga ketika membuat soko guru pada
Mesjid Demak..
salam cinta dan sejahtera untuk seluruh makhluk-
Nya yang penuh Cinta,jaya jaya Indonesia
Jaya,Jaya Nusantara,di laut kita jaya,di udara kita
jaya apalagi di darat !!!

Minggu, 18 Juli 2010

Bagaimana Dosa Kecil Menjadi Besar


Ketika setan dikeluarkan dari sorga dan diberi
kesempatan oleh Allah SWT untuk hidup sampai
hari qiyamat, ia berjanji di hadapan Allah SWT
akan menyesatkan hamba-hamba-Nya dengan
segala cara sehingga tidak di dapati kecuali hanya
sedikit dari manusia ini yang selamat. Setan akan
mengajak manusia dari perkara yang paling besar
yaitu mempersekutukan Allah SWT. Kalau tidak
bisa dengan perkara yang lebih kecil lagi seperti
dosa-dosa besar, dan begitu seterusnya sehingga
hal sekecil apapun tidak pernah dilewatkan oleh
setan. Oleh karena itu Allah SWT memerintahkan
kita agar menjadikan setan sebagai musuh,
sebagaimana firman-Nya:
Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang
nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu),
karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya
mengajak golongannya supaya mereka menjadi
penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Kita mungkin bisa menghindari dari dosa besar
seperti zina, mencuri, dan dosa-dosa besar
lainnya, tapi tidak bisa menghindari dosa kecil
hanya karena alasan dosanya kecil. Padahal kalau
kita melihat dalil-dalil syar'i, beberapa dosa
tersebut dapat menjadi besar. Dan memang inilah
cara-cara setan dalam memperdaya umat ini.
Oleh karena itu begitu lihainya syetan
menggunakan kesempatan. Allah SWT
memerintahkan kepada kita agar menjauhkan diri
dari segala yang dilarang, yang besar maupun
yang kecil. Allah SWT berfirman yang artinya:
Dan apa yang dilarangnya bagimu maka
tinggalkanlah;. (QS. 59:7)
Bagaimana dosa-dosa kecil menjadi besar?
1. Dilakukan terus-menerus
Misalnya seorang laki-laki memandang wanita
dan ini adalah zina mata, namun zina mata lebih
kecil dari zina kemaluan. Tapi dengan
melakukannya terus-menerus maka dia akan
menjadi besar . Sebab tidak ada dosa kecil kalau
dilakukan terus-menerus, sebagaimana dikatakan
seorang salaf:' Tidak ada yang namanya dosa
kecil kalau dilakukan terus-menerus dan tidak ada
dosa besar apabila diiringi dengan taubat".
2. Karena diremehkan
Sesungguhnya perbuatan dosa itu apabila
dianggap berat oleh seorang hamba akan
menjadi kecil di sisi Allah SWT. Karena anggapan
sebuah dosa sebagai dosa yang besar berpangkal
dari hati yang benci kepadanya dan berupaya
menghindarinya.
3. Apabila seorang hamba merasa senang
melakukannya
Perasaan bangga gembira dan senang terhadap
dosa, menjadikan dosa tersebut menjadi besar.
Ketika rasa senang kepada dosa kecil sudah
mendominasi diri seseorang, maka menjadi
besarlah dosa kecil tersebut, dan besar pula
pengaruhnya untuk menghitamkan hatinya.
Sampai-sampai ada yang merasa bangga karena
bisa melakukan sebuah dosa, padahal
kegembiran pada sebuah dosa lebih besar dari
dosa itu sendiri. Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar
(berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di
kalangan orang-orang yang beriman, bagi
mereka azab yang pedih di dunia dan di
akhirat.Dan Allah mengetahui, sedang kamu tidak
mengetahui. (QS. 24:19)
Misalnya seperi orang yang berkata: Tidakkah
kamu tahu bagaiman aku membuntuti fulan dan
berhasil melihatnya" atau ucapan-ucapan dan
perbuatan lainnya yang menunjukkan sikap
bangga dan senang atas perbuatan dosa. Maka
semua itu menjadikan dosa yang semula kecil
menjadi besar.
4. Apabila menyepelekan tabir Allah SWT
yang menutupi kesalahannya, kasih sayang-
Nya dan keramahan-Nya
Sikap santainya dalam melakukan dosa, tidak
adanya rasa takut kepada Allah SWT dan
pengawasan-Nya. Perasaan aman dari siksa Allah
SWT adalah gamnbaran dari menyepelekan tabir
Allah SWT. Dia tidak sadar bahwa perbuatannya
itu mendatangkan murka Allah SWT. Ibnu Abbas
r.a. berkata: Wahai orang yang berdosa, jangan
merasa aman dari akibat buruknya. Tatkala suatu
dosa diikuti oleh sesuatu yang lebih besar dari
dosa, jika kamu melakukan dosa, tanpa merasa
malu terhadap pengawas yang ada di kanan
kirimu, maka kamu berdosa, dan menyepelekan
dosa itu lebih besar dari dosa itu sendiri,…,
kegembiraanmu dengan dosa ketika kamu sudah
melakukannya, itu lebih besar dari dosa itu
sendiri, kesedihanmu atas suatu dosa ketika ia
lepas darimu (tidak dapat melaksanakannya,
maka itu lebih besar dari dosa itu sendiri.
Kekhawatiranmu terhadap angin ketika ia
menggerakkan daun pintumu pada saat kamu
sedang melakukan dosa serta hatimu tidak
pernah risau dengan pengawasan Allah SWT
kepadamu, maka itu lebih besar dari dosa itu
sendiri".
5. Mujaharah
Yakni apabila seseorang melakukan dosa dengan
terang-terangan di depan umum atau dengan
menceritakannya kepada orang lain padahal jika ia
tidak menceritakannya orang lain tidak ada yang
tahu, kecuali dia dengan Rabbnya. Dengan sikap
ini berarti ia telah mengundang hasrat orang lain
untuk melakukan dosa tersebut dan secara tidak
langsung ia telah mengajak orang lain untuk ikut
melakukannya. Dalam hal ini ia telah melakukan
dua hal sekaligus yaitu dosa itu sendiri ditambah
mujaharahnya, sehingga dosanya pun menjadi
besar. Rasulullah SAW bersabda:
"Setiap umatku dapat diampuni dosa-dosanya
kecuali orang yang mengekspos dosa-nya.
Contoh dari mengekspos dosa adalah seorang
yang melakukan dosa dimalam hari, kemudian
pada pagi harinya, padahal Allah SWT telah
menutupi dosanya, ia mengatakan:Wahai fulan,
tadi malam saya telah melakukan demikian dan
demikian. Di malam hari Allah SWT telah
menutupi perbuatan dosanya, namun di pagi
harinya justru ia sendiri yang menyiarkannya".
(HR: Bukhari 5721, Baihaqi 17373, Dailami 4795)
6. Jika dilakukan oleh orang yang menjadi
panutan
Seorang yang diangap panutan, baik ia seorang
ulama atau seorang direktur perusahaan, kepala
sekolah atau siapa saja yang mempunyai
pengaruh, sehingga apabila ia melakukan suatu
dosa orang-orang akan mengikutinya, maka dosa
yang dilakukannya itu menjadi besar. Sebab
dosa-dosa orang yang mengikutinya akan
menjadi tanggungannya. Rasulullah SAW
bersabda:
'Barangsiapa yang membuat dalam Islam tradisi
yang buruk, maka dibebankan kepadanya dosa
yang buruk itu dan dosa orang yang
mengerjakannya sesudahnya tanpa mengurangi
dosa-dosa mereka sedikitpun. (HR: Muslim 1017,
Ahmad 19179-19197)
Rasulullah SAW ketika menulis surat kepada
Najasyi ( Asyhamah bin Al-Aabjar) Raja Habasyah
(Ethiopia), Juraij bin Mata yang bergelas Muqauqis
raja Mesir, Kisra raja Persia, Heraqlius raja
Romawi dalam rangka mengajak mereka ke
dalam Islam. Di antara isi surat tersebut
disebutkan bahwa jika mereka menolak, maka
mereka akan menanggung dosa semua
kaumnya. Hal ini tiada lain karena mereka adalah
panutan bagi kaum mereka. Jika mereka masuk
Islam maka dengan sendirinya mereka juga akan
masuk Islam, walaupun tidak semuanya.
Ini adalah sebagian yang menyebabkan dosa kecil
menjadi besar, kalau ada di antara kita yang
pernah salah karena pernah melakukan hal yang
tersebut, hendaklah kita bertaubat kepada Allah
SWT, janganlah kita menunda-nunda karena tidak
ada yang bisa menjamin kalau kita masih akan
hidup sampai esok hari, sebab berapa banyak
tanaman yang rusak sebelum keluar tunasnya.
Semoga Allah SWT memberikan kepada kita
taufik-Nya.
Jamaluddin
Maraji':
1. Saatnya bertaubat, Muhammad bin Husain
Yakqub, Darul haq.
2. Bahaya Dosa dan perngaruhnya,
Muhammad bin Ahmad Rasyid Ahman, At-
Tibyan.
3. Minhajul Qashidin, Ibnu Quddamah, Al-
Kautsar.
4. Raudhatul Anwar FiSirati An-Nabi Al-
Mukhtar.
kajian dibawakan oleh ummi_ninasupri


silahkan tulis commentar anda disini. Terima kasih...........................!!

Minggu, 04 Juli 2010

Pertemuan Rasulullah dan iblis (semua yang dibenci iblis dan yang disukai iblis)



Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW di
kediaman seorang sahabat Anshar, tiba-tiba
terdengar panggilan seseorang dari luar rumah:
“Wahai penghuni rumah, bolehkah aku masuk?
Sebab kalian akan membutuhkanku.”
Rasulullah bersabda: “Tahukah kalian siapa yang
memanggil?”
Kami menjawab: “Allah dan rasulNya yang lebih
tahu.”
Beliau melanjutkan, “Itu Iblis, laknat Allah
bersamanya.”
Umar bin Khattab berkata: “Izinkan aku
membunuhnya wahai Rasulullah”.
Nabi menahannya: “Sabar wahai Umar,
bukankah kamu tahu bahwa Allah memberinya
kesempatan hingga hari kiamat? Lebih baik
bukakan pintu untuknya, sebab dia telah
diperintahkan oleh Allah untuk ini, pahamilah
apayang hendak ia katakan dan dengarkan
dengan baik.”
Ibnu Abbas RA berkata: pintu lalu dibuka,
ternyata dia seperti seorang kakek yang cacat satu
matanya. Di janggutnya terdapat 7 helai rambut
seperti rambut kuda, taringnya terlihat seperti
taring babi, bibirnya seperti bibir sapi.
Iblis berkata: “Salam untukmu Muhammad.
Salam untukmu para hadirin…”
Rasulullah SAW lalu menjawab: “Salam hanya
milik Allah SWT, sebagai mahluk terlaknat, apa
keperluanmu?”
Iblis menjawab: “Wahai Muhammad, aku datang
ke sini bukan atas kemauanku, namun karena
terpaksa.”
“Siapa yang memaksamu?”
Seorang malaikat dari utusan Allah telah
mendatangiku dan berkata:
“Allah SWT memerintahkanmu untuk
mendatangi Muhammad sambil menundukkan
diri.beritahu Muhammad tentang caramu dalam
menggoda manusia. jawabalah dengan jujur
semua pertanyaannya. Demi kebesaran Allah,
andai kau berdusta satu kali saja, maka Allahakan
jadikan dirimu debu yang ditiup angin.”
“Oleh karena itu aku sekarang mendatangimu.
Tanyalah apa yang hendak kau tanyakan. Jika aku
berdusta, aku akan dicaci oleh setiap musuhku.
Tidak ada sesuatu pun yang paling besar
menimpaku daripada cacian musuh.”
Orang Yang Dibenci Iblis
Rasulullah SAW lalu bertanya kepada Iblis: “Kalau
kau benar jujur, siapakah manusia yang paling
kau benci?”
Iblis segera menjawab: “Kamu, kamu dan orang
sepertimu adalah mahkluk Allah yang paling aku
benci.”
“Siapa selanjutnya?”
“Pemuda yang bertakwa yang memberikan
dirinya mengabdi kepada Allah SWT.”
“lalu siapa lagi?”
“Orang Aliim dan wara’ (Loyal)”
“Lalu siapa lagi?”
“Orang yang selalu bersuci.”
“Siapa lagi?”
“Seorang fakir yang sabar dan tak pernah
mengeluhkan kesulitannnya kepda orang lain.”
“Apa tanda kesabarannya?”
“Wahai Muhammad, jika ia tidak mengeluhkan
kesulitannya kepada orang lain selama 3 hari,
Allah akan memberi pahala orang -orang yang
sabar.”
” Selanjutnya apa?”
“Orang kaya yang bersyukur.”
“Apa tanda kesyukurannya?”
“Ia mengambil kekayaannya dari tempatnya, dan
mengeluarkannya juga dari tempatnya.”
“Orang seperti apa Abu Bakar menurutmu?”
“Ia tidak pernah menurutiku di masa jahiliyah,
apalagi dalam Islam.”
“Umar bin Khattab?”
“Demi Allah setiap berjumpa dengannya aku pasti
kabur.”
“Usman bin Affan?”
“Aku malu kepada orang yang malaikat pun
malu kepadanya.”
“Ali bin Abi Thalib?”
“Aku berharap darinya agar kepalaku selamat,
dan berharap ia melepaskanku dan aku
melepaskannya. tetapi ia tak akan mau melakukan
itu.” (Ali bin Abi Thalib selau berdzikir terhadap
Allah SWT)
Amalan Yang Dapat Menyakiti Iblis
“Apa yang kau rasakan jika melihat seseorang
dari umatku yang hendak shalat?”
“Aku merasa panas dingin dan gemetar.”
“Kenapa?”
“Sebab, setiap seorang hamba bersujud 1x
kepada Allah, Allah mengangkatnya 1 derajat.”
“Jika seorang umatku berpuasa?”
“Tubuhku terasa terikat hingga ia berbuka.”
“Jika ia berhaji?”
“Aku seperti orang gila.”
“Jika ia membaca al-Quran?”
“Aku merasa meleleh laksana timah diatas api.”
“Jika ia bersedekah?”
“Itu sama saja orang tersebut membelah
tubuhku dengan gergaji.”
“Mengapa bisa begitu?”
“Sebab dalam sedekah ada 4 keuntungan
baginya. Yaitu keberkahan dalam hartanya,
hidupnya disukai, sedekah itu kelak akan menjadi
hijab antara dirinya dengan api neraka dan segala
macam musibah akan terhalau dari dirinya.”
“Apa yang dapat mematahkan pinggangmu?”
“Suara kuda perang di jalan Allah.”
“Apa yang dapat melelehkan tubuhmu?”
“Taubat orang yang bertaubat.”
“Apa yang dapat membakar hatimu?”
“Istighfar di waktu siang dan malam.”
“Apa yang dapat mencoreng wajahmu?”
“Sedekah yang diam – diam.”
“Apa yang dapat menusuk matamu?”
“Shalat fajar.”
“Apa yang dapat memukul kepalamu?”
“Shalat berjamaah.”
“Apa yang paling mengganggumu?”
“Majelis para ulama.”
“Bagaimana cara makanmu?”
“Dengan tangan kiri dan jariku.”
“Dimanakah kau menaungi anak – anakmu di
musim panas?”
“Di bawah kuku manusia.”
Manusia Yang Menjadi Teman Iblis
Nabi lalu bertanya : “Siapa temanmu wahai
Iblis?”
“Pemakan riba.”
“Siapa sahabatmu?”
“Pezina.”
“Siapa teman tidurmu?”
“Pemabuk.”
“Siapa tamumu?”
“Pencuri.”
“Siapa utusanmu?”
“Tukang sihir.”
“Apa yang membuatmu gembira?”
“Bersumpah dengan cerai.”
“Siapa kekasihmu?”
“Orang yang meninggalkan shalat jumaat”
“Siapa manusia yang paling
membahagiakanmu?”
“Orang yang meninggalkan shalatnya dengan
sengaja.”
Iblis Tidak Berdaya Di hadapan Orang Yang
Ikhlas
Rasulullah SAW lalu bersabda : “Segala puji bagi
Allah yang telah membahagiakan umatku dan
menyengsarakanmu.”
Iblis segera menimpali:
“ Tidak,tidak.. tak akan ada kebahagiaan selama
aku hidup hingga hari akhir. Bagaimana kau bisa
berbahagia dengan umatmu, sementara aku bisa
masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka
tak bisa melihatku. Demiyang menciptakan diriku
dan memberikanku kesempatan hingga hari
akhir, aku akan menyesatkan mereka semua.
Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang bisa
membaca dan tidak bisa membaca, yang durjana
dan yang shaleh, kecuali hamba Allah yang
ikhlas.”
“Siapa orang yang ikhlas menurutmu?”
“Tidakkah kau tahu wahai Muhammad, bahwa
barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia
bukan orang yang ikhlas. "
"Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai
dinar dan dirham, tidak suka pujian dan
sanjunang, aku bisa pastikan bahwa ia orang
yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. "
"Selama seorang hamba masih menyukai harta
dan sanjungan dan hatinya selalu terikat dengan
kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.”
Iblis Dibantu oleh 70.000 Anak-Anaknya
“Tahukah kamu Muhammad, bahwa aku
mempunyai 70.000 anak. Dan setiap anak
memiliki 70.000 syaithan.
Sebagian ada yang aku tugaskan untuk
mengganggu ulama. Sebagian untuk
menggangu anak – anak muda, sebagian untuk
menganggu orang -orang tua, sebagian untuk
menggangu wanta – wanita tua, sebagian anak -
anakku juga aku tugaskan kepada para Zahid.
Aku punya anak yang suka mengencingi telinga
manusia sehingga ia tidur pada shalat berjamaah.
tanpanya, manusia tidak akan mengantuk pada
waktu shalat berjamaah.
Aku punya anak yang suka menaburkan sesuatu
di mata orang yang sedang mendengarkan
ceramah ulama hingga mereka tertidur dan
pahalanya terhapus.
Aku punya anak yang senang berada di lidah
manusia, jika seseorang melakukan kebajikan lalu
ia beberkan kepada manusia, maka 99%
pahalanya akan terhapus.
Pada setiap seorang wanita yang berjalan, anakku
dan syaithan duduk di pinggul dan pahanya, lalu
menghiasinya agar setiap orang
memandanginya.”
Syaithan juga berkata, “keluarkan tanganmu”,
lalu ia mengeluarkan tangannya lalu syaithan pun
menghiasi kukunya.
“ Mereka, anak – anakku selalu meyusup dan
berubah dari satu kondisi ke kondisi lainnya, dari
satu pintu ke pintu yang lainnya untuk
menggoda manusia hingga mereka terhempas
dari keikhlasan mereka.
Akhirnya mereka menyembah Allah tanpa ikhlas,
namun mereka tidak merasa.
Tahukah kamu, Muhammad? bahwa ada rahib
yang telah beribadat kepada Allah selama 70
tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya,
sembuh seketika. Aku terus menggodanya
hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”
Cara Iblis Menggoda
“Tahukah kau Muhammad, dusta berasal dari
diriku?
Akulah mahluk pertama yang berdusta.
Pendusta adalah sahabatku. barangsiapa
bersumpah dengan berdusta, ia kekasihku.
Tahukah kau Muhammad?
Aku bersumpah kepada Adam dan Hawa dengan
nama Allah bahwa aku benar – benar
menasihatinya.
Sumpah dusta adalah kegemaranku.
Ghibah (gossip) dan Namimah (Adu domba)
kesenanganku.
Kesaksian palsu kegembiraanku.
Orang yang bersumpah untuk menceraikan
istrinya ia berada di pinggir dosa walau hanya
sekali dan walaupun ia benar. Sebab barang
siapa membiasakan dengan kata – kata cerai,
isterinya menjadi haram baginya. Kemudian
iaakan beranak cucu hingga hari kiamat. jadi
semua anak – anak zina dan ia masuk neraka
hanya karena satu kalimat, CERAI.
Wahai Muhammad, umatmu ada yang suka
mengulur ulur shalat. Setiap ia hendak berdiri
untuk shalat, aku bisikan padanya waktu masih
lama, kamu masih sibuk, lalu ia manundanya
hingga ia melaksanakan shalat di luar waktu,
maka shalat itu dipukulkannya kemukanya.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku biarkan ia
shalat. Namun aku bisikkan ke telinganya ‘lihat kiri
dan kananmu’, iapun menoleh. pada saat iatu
aku usap dengan tanganku dan kucium
keningnya serta aku katakan ’shalatmu tidak sah’
Bukankah kamu tahu Muhammad, orang yang
banyak menoleh dalam shalatnya akan dipukul.
Jika ia shalat sendirian, aku suruh dia untuk
bergegas. ia pun shalat seperti ayam yang
mematuk beras.
jika ia berhasil mengalahkanku dan ia shalat
berjamaah, aku ikat lehernya dengan tali, hingga
ia mengangkat kepalanya sebelum imam, atau
meletakkannya sebelum imam.
Kamu tahu bahwa melakukan itu batal shalatnya
dan wajahnya akan dirubah menjadi wajah
keledai.
Jika ia berhasil mengalahkanku, aku tiup
hidungnya hingga ia menguap dalam shalat. Jika
ia tidak menutup mulutnya ketika mnguap,
syaithan akan masuk ke dalamdirinya, dan
membuatnya menjadi bertambah serakah dan
gila dunia.
Dan iapun semakin taat padaku.
Kebahagiaan apa untukmu, sedang aku
memerintahkan orang miskin agar meninggalkan
shalat. aku katakan padaknya, ‘kamu tidak wajib
shalat, shalat hanya wajib untuk orang yang
berkecukupan dan sehat. orang sakit dan miskin
tidak, jika kehidupanmu telah berubah baru kau
shalat.’
Ia pun mati dalam kekafiran. Jika ia mati sambil
meninggalkan shalat maka Allah akan
menemuinya dalam kemurkaan.
Wahai Muhammad, jika aku berdusta Allah akan
menjadikanku debu.
Wahai Muhammad, apakah kau akan bergembira
dengan umatmu padahal aku mengeluarkan
seperenam mereka dari islam?”
10 Hal Permintaan Iblis kepada Allah SWT
“Berapa hal yang kau pinta dari Tuhanmu?”
“10 macam”
“Apa saja?”
“Aku minta agar Allah membiarkanku berbagi
dalam harta dan anak manusia, Allah
mengizinkan.”
Allah berfirman,
“Berbagilah dengan manusia dalam harta dan
anak. dan janjikanlah mereka, tidaklah janji setan
kecuali tipuan.” (QS Al-Isra :64)
“Harta yang tidak dizakatkan, aku makan darinya.
Aku juga makan dari makanan haram dan yang
bercampur dengan riba, aku juga makan dari
makanan yang tidak dibacakan nama Allah.
Aku minta agar Allah membiarkanku ikut
bersama dengan orang yang berhubungan
dengan istrinya tanpa berlindung dengan Allah,
maka setan ikut bersamanya dan anak yang
dilahirkan akan sangat patuh kepada syaithan.
Aku minta agar bisa ikut bersama dengan orang
yang menaiki kendaraan bukan untuk tujuan
yang halal.
Aku minta agar Allah menjadikan kamar mandi
sebagai rumahku.
Aku minta agar Allah menjadikan pasar sebagai
masjidku.
Aku minta agar Allah menjadikan syair sebagai
Quranku.
Aku minta agar Allah menjadikan pemabuk
sebagai teman tidurku.
Aku minta agar Allah memberikanku saudara,
maka Ia jadikan orang yang membelanjakan
hartanya untuk maksiat sebagai saudaraku.”
Allah berfirman,
“Orang -orang boros adalah saudara – saudara
syaithan. ” (QS Al-Isra : 27).
“Wahai Muhammad, aku minta agar Allah
membuatku bisa melihat manusia sementara
mereka tidak bisa melihatku.
Dan aku minta agar Allah memberiku
kemampuan untuk mengalir dalam aliran darah
manusia.
Allah menjawab, “silahkan”, dan aku bangga
dengan hal itu hingga hari kiamat.
Sebagian besar manusia bersamaku di hari
kiamat.”
Iblis berkata : “Wahai muhammad, aku tak bisa
menyesatkan orang sedikitpun, aku hanya bisa
membisikan dan menggoda.
Jika aku bisa menyesatkan, tak akan tersisa
seorangpun…!!!
Sebagaimana dirimu, kamu tidak bisa memberi
hidayah sedikitpun, engkau hanya rasul yang
menyampaikan amanah.
Jika kau bisa memberi hidayah, tak akan ada
seorang kafir pun di muka bumi ini. Kau hanya
bisa menjadi penyebab untuk orang yang telah
ditentukan sengsara.
Orang yang bahagia adalah orang yang telah
ditulis bahagia sejak di perut ibunya. Dan orang
yang sengsara adalah orang yang telah ditulis
sengsara semenjak dalam kandungan ibunya.”
Rasulullah SAW lalu membaca ayat :
“Mereka akan terus berselisih kecuali orang yang
dirahmati oleh Allah SWT” (QS Hud :118 - 119)
juga membaca,
“Sesungguhnya ketentuan Allah pasti
berlaku” (QS Al-Ahzab : 38)
Iblis lalu berkata:
“ Wahai Muhammad Rasulullah, takdir telah
ditentukan dan pena takdir telah kering. Maha Suci
Allah yang menjadikanmu pemimpin para nabi
dan rasul, pemimpin penduduk surga, dan yang
telah menjadikan aku pemimpin mahluk mahluk
celaka dan pemimpin penduduk neraka. aku si
celaka yang terusir, ini akhir yang ingin aku
sampaikan kepadamu. dan aku tak berbohong.”
Sampaikanlah risalah ini kepada saudara-saudara
kita, agar mereka mengerti dengan benar, apakah
tugas-tugas dari Iblis atau Syaithan tsb. Sehingga
kita semua dapat mengetahui dan dapat
mencegahnya dan tidak menuruti bisikan dan
godaan Iblis atau Syaithan.
Mudah-mudahan dengan demikian kita dapat
setidak-setidaknya membuat hidup ini lebih
nyaman dan membuat tempat serta lingkungan
kita lebih aman.


WASSALAM.........?!

Minggu, 06 Juni 2010

40 AKIBAT MAKSIAT YANG SANGAT BERBAHAYA DAN MEMATIKAN


BISMILLAHIR ROHMANIR ROHIEM


Segala puji hanya milik Allah. Shalawat dan salam
semoga selalu dilimpahkan kepada makhluk
termulia, Muhammad bin Abdullah beserta
keluarga dan seluruh sahabatnya. Amma ba'du:
Sungguh dosa dan kemaksiatan itu akan dibayar
spontan di dunia sesuai dengan masyi-atillah.
Imam Ibnul Qayyim Al-Jauzi telah menghitung dan
ternyata ada kurang lebih 40 balasan bagi pelaku
sebuah kemaksiatan. Saya kutip dan tulis dalam
sebuah bulletin mungil, agar seluruh lapisan
mengetahuinya dengan mudah. Ibnul Qayyim Al-
Jauzi menuturkan, bahwa efek kemaksiatan itu
sebagaimana berikut:
1. Tidak mendapatkan ilmu. Sebab ilmu itu adalah
nur yang diberikan Allah ke suatu hati, sedangkan
maksiat itu berfungsi mematikan nyala nur
tersebut. Imam Malik pernah berkata kepada Imam
Syafi'i muridnya: Sungguh aku telah melihat Allah
memberikan nur ke hatimu, maka jangan engkau
matikan dengan kemaksiatan.
2. Kehilangan jatah rizkinya. Nabi bersabda:
"Sungguh seseorang bisa tidak mendapatkan
rizkinya sebab dosa yang dilakukannya." (HR.
Ahmad dan Hakim dari Tsauban)
3. Pelaku maksiat akan mengalami kegersangan
jiwa terhadap Rabbnya. Dia akan kehilangan
kelezatan ma'iyatillah, padahal hal ini tidak bisa
dinilai dengan kenikmatan duniawi. Jika semua
kelezatan duniawi disatukan tidak akan bisa
mengobati kekeringan jiwa seseorang.
4. Dia juga akan merasa buas dengan sesama,
utamanya dengan para pelaku kebaikan. Semakin
kuat rasa kebuasannya semakin jauh dia dengan
manusia baik.
5. Semua perkaranya menjadi semakin susah.
Maka dari itu, ia akan selalu mendapati pintu
tertutup dalam segala hal. Kebalikannya, orang
yang menjauhi dosa akan selalu menemukan way
out dari segala urusannya. Allah berfirman yang
artinya: " Siapa saja yang bertakwa kepada Allah,
maka Allah mejadikan segala urusanya menjadi
lebih mudah." (...l
6. Pendosa ini akan mendapati kegelapan hati. Ia
merasakannya seperti saat berjalan pada malam
kelam. Pertama kali akan tampak secara lahiriyah di
matanya, lalu menjalar ke mukanya dan akhirnya
akan diketahui oleh semua orang.
7. Kemaksiatan bisa melemahkan badan dan hati
seseorang. Maka dari itu, ia tidak memiliki
keteguhan hati dan juga akan terlihat loyo saat
kegentingan yang memerlukannya walau kelihatan
tegap badan dan ototnya.
8. Kehilangan ketaatan dan banyak pahala. Karena
dengan dosa tersebut, ia terhalang untuk
melakukan berbagai ketaatan. Padahal sebuah amal
ketaatan itu jauh lebih baik daripada dunia seisinya.
9. Kemaksiatan mengurangi jatah umur dan
menghilangkan keberkahannya. Karena amal
kebajikan itu menambah umur seseorang maka
kemaksiatan (amal bejat) dapat mengurangi usia.
Rahasianya, usia seseorang adalah waktu
hidupnya. Sedangkan hidup tidak berarti kecuali
dengan berbakti (beribadah) kepada Penciptanya,
merasa nikmat dengan mencintai dan
mengingatNya serta lebih mendahulukan ridhaNya.
10. Kemaksiatan menumbuhkan benih-benih dosa.
Sebagian ulama berkomentar: Termasuk balasan
amal buruk (maksiat) adalah amal buruk
berikutnya. Sedangkan balasan amal baik (hasanat)
ialah amalan baik selanjutnya.
11. Kemaksiatan melemahkan keinginan pelakunya.
Karena maksiat itu akan menguatkan keinginan
berbuat dosa dan melemahkan keinginan bertobat.
12. Menganggap kemaksiatan sebagai hal yang
biasa. Lalu lenyaplah rasa benci kepadanya dan
bahkan berubah menjadi suatu tradisi. Pelakunya
menjadi apatis tidak menghiraukan suara dan
pandangan masyarakat.
13. Kemaksiatan salah satu faktor jatuhnya di mata
Tuhan dan masyarakatnya. Allah berfirman yang
artinya: " Dan siapa saja yang dihinakan oleh Allah,
maka tidak ada lagi yang memuliakannya." (QS. Al-
Hajj: 18)
14. Kesialan akan menghantui pelakunya.
15. Kemaksiatan mewariskan kehinaan. Karena
kehormatan dan kemuliaan itu berada pada
naungan taat kepada Allah. Allah berfirman yang
artinya: " Siapa saja yang menginginkan kemuliaan,
sesungguhnya seluruh kemuliaan itu hanya milik
Allah." (QS. Fathir: 10)
16. Kemaksiatan merusak otak. Karena pikiran itu
memiliki nur sedangkan maksiat fungsinya adalah
memadamkan nur tersebut. Jika nur pikiran padam
maka berkuranglah kebriliannya.
17. Jika dosa-dosa banyak menumpuk, maka akan
lengket di hati pelakunya dan menjadikannya orang
yang lalai. Sebagian ulama menafsirkan ayat yang
artinya: " ... " (QS. Al-Muthoffifin: 14) dengan: Dosa
di atas dosa.
18. Pelaku kemaksiatan masuk dalam rangkaian
laknat Rasulullah . Maka sungguh amat merugi
manusia yang didoakan buruk oleh orang yang
amat mustajab doanya.
19. Dia juga kehilangan peluang untuk
mendapatkan doa baik dari Rasulullah dan para
malaikat.
20. Dosa dan kemaksiatan itu termasuk faktor
utama dalam kerusakan bumi. Allah berfirman
yang artinya: " Sungguh telah tampak jelas
kerusakan di daratan dan lautan sebab tingkah
polah manusia (dengan dosanya) agar merasakan
akibat tindakannya tersebut dan mau
kembali." (QS. Ar-Rum: 11)
21. Juga bisa mematikan api kecemburuan dalam
hati. Padahal ghirah itu merupakan energi dan
penawar hati. Manusia termulai adalah yang paling
hebat kadar ghirahnya, utamanya pada diri
sendiri , keluarga dan seluruh umat.
22. Kemaksiatan bisa menghilangkan sifat malu.
Malu merupakan inti kehidupan hati seseorang dan
pangkal segala kebaikan. Jika hilang, maka ia
kehilangan banyak hal. Nabi bersabda: "Rasa malu
itu adalah kebaikan seluruhnya." (HR. Muslim)
23. Demikian pula dapat melemahkan rasa
pengagungan terhadap Allah dalam hati seseorang
dan menghilangkan kewibawaanya di mata
manusia. Karena termasuk balasan dari
meremehkan Allah adalah dicabutnya kewibawaan
di mata orang lain, baik ia rela atau tidak. Akhirnya
ia tidak memiliki harga di mata mereka.
24. Kemaksiatan termasuk salah satu faktor
dilupakan Allah dan dibiarkan bergelimang dengan
hawa nafsu dan setannya. Maka dari itu,
kebinasaan dan kehancuran saja yang akan
didapat. Allah berfirman yang artinya: " Waha
orang-orang yang beriman, bertaqwalah kalian
kepada Allah, hendaknya seseorang itu melihat apa
yang telah dipersembahkan untuk esok dan sekali
lagi bertakwalah kepada Allah. Karena
sesungguhnya Allah Maha Tahu mengenai apa saja
yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti
orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah
melupakan jiwa mereka. Mereka itu adalah orang-
orang fasik." (QS. Al-Hasyr: 18-19)
25. Dosa dan maksiatu itu memperlemah jalan
seseorang menuju Allah dan akhirat dan bahkan
menyebabkannya terputus.
26. Dosa-dosa itu juga bisa menyingkirkan nikmat
dan mendatangkan bencana. Karena termasuk
balasan buruk bagi pelakunya adalah
menghilangkan kenimatan yang datang dan
memutus aliran nikmat yang akan diterima. Oleh
karenanya, seorang hamba selalu dalam
kenikmatan selama tidak melanggar dosa dan tidak
mendapati malapetakan melainkan karena dosa
pula. Allah berfirman yang artinya: "... " (QS. Al-
Anfal: 53) seorang penyair bersenandung:
27. Jika anda dalam kenikmatan maka peliharalah
28. karena kemaksiatan itu menghilangkan
kenikmatan-kenikmatan
29. Hapuslah kemaksiatan tersebut dengan
menaatiNya
30. karena siksa dan ancamanNya amatlah cepat
31. Sebab kemaksiatan, Allah menimpakan
ketakutan dan rasa kecut di hati pelakunya. Karena
ketaatan itu adalah benteng Allah yang agung,
siapa saja yang memasukinya akan mendapati
jaminan keamanan dari siksa dunia dan akhirat.
Sedangkan pelaku kemaksiatan tidak terlihat kecuali
dalam kondisi penuh ketakutan dan kehawatiran,
sebab dihantui perasaan dosanya terus menerus.
32. Kemaksiatan itu membelokkan hati seseorang
dari komitmen dan konsisten kepada inhiraf
(melenceng) dan sakit. Sungguh, pengaruh hati itu
amat besar seperti sakit atas badan seseorang.
Bahkan dosa-dosa itu pada hakikatnya adalah
penyakit hati yang hanya bisa sembuh dengan
meninggalkannya.
33. Kemaksiatan itu mematikan mata hati,
meredupkan cahayanya, menutup jalan ilmu dan
menghalangi pintu hidayah.
34. Kemaksiatan mengkerdilakan jiwa dan
menjadikannya hina dina. Sebaliknya amal taat
mengembangkan jiwa, membersihkan dan
membesarkannya. Allah berfirman yang artinya: "
Sungguh telah berbahagia orang yang ..." (QS. As-
Syams: 9-10)
35. Dosa juga menjatuhkan kedudukan seseorang
di sisi Allah dan di mata manusia. Karena orang
termulia di sisi Allah adalah yang paling bertaqwa,
sedangkan yang paling dekat denganNya ialah
orang yang paling taat kepadaNya.
36. Kemaksiatan merampas nama terpuji dan
kemuliaan. Maka ia kehilangan predikat mukmin,
pelaku kebaikan dan orang yang bertaqwa. Tapi
mendapatkan predikat pendurhaka, fasik, penzina,
pemabok dll.
37. Kemaksiatan memutus tali hubungan
seseorang dengan Rabbnya. Jika hal itu terputus,
maka terputuslah aliran kebaikan dan hanya
menemui semua faktor keburukan.
38. Kemaksiatan menghapuskan keberkahan-
keberkahan, baik keberkahan umur, rizki, ilmu,
pekerjaan dan ketaatan. Secara keseluruhan
menghilangkan keberkahan agami dan duniawi.
39. Kemaksiatan menjadikan pelakunya hina dina.
Padahal memiliki peluang menjadi lebih terhormat.
Nabi bersabda: "Aku diutus dihadapan hari Kiamat.
Rzkiku berada di bawah tombakku dan ditimpakan
orang yang tidak menaatiku kehinaan dan
kekerdilan." (HR. Ahmad dari Abdullah bin Amr)
40. Kemaksiatan menarik makhluk lain untuk lebih
berani kepada pelakunya. Maka dari itu, setan lebih
berani menimpakan penyakit, kesesatan, waswas,
kesedihan dan kesusahan. Demikian pula setan
manusia dan hewan lain.
41. Kemaksiatan itu menghianati pelakunya dalam
hal yang amat diperlukannya. Baik itu dalam
mendapatkan ilmu, lebih mementingkan sesuatu
yang remeh daripada yang lebih mulia.
42. Maksiat bisa menjadikan lupa pelakunya
terhadap dirinya sendiri. Jika ia melupakannya
maka akan menyia-nyiakan, merusakkan dan
menghancurkannya. Allah berfirman yang artinya:
" Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang
melupakan Allah lalu Allah lupa terhadap diri
mereka sendiri. Mereka itu adalah orang-orang
fasik." (Al-Hasyr: 19). Juga dalam ayat: "Mereka lupa
Allah, maka Allah lupa mereka." (At-Taubah: 67)
43. Maksiat menjauhkan diri pelakunya dari para
penolongnya. Maka ia akan lebih dekat kepada
setan.
44. Termasuk efek maksiat adalah kehidupan sulit
di dunia, kubur dan siksa pedih di akhirat. Allah
berfirman yang artinya: " Dan siapa saja yang
berpaling dari mengingatKu, maka sungguh ia
akan menemui kehidupan susah." (Thoha: 124)
Ini semua adalah aneka efek maksiat dan dosa.
Orang yang menggunakan akalnya akan merasa
cukup untuk bertaubat dan kembali kepada Allah
dengan salah satunya saja. Maka sungguh amat
layak untuk seorang muslim untuk segera bertobat
secara benar. Allah berfirman yang artinya: "
Katakanlah, Waha para hambaKu yang telah
menzalimi dirinya sendiri, janganlah kalian
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
Allah mengampuni seluruh dosa. Sesungguhnya
Allah Maha pengampun dan Maha
penyayang." (az-Zumar: 53)
Nabi bersabda: "Bahwasanya Allah
membentangkan kedua Tangannya pada malam
hari untuk menerima tobat orang yang berbuat
dosa di siang hari. Dan membukanya pada siang
hari untuk menerima tobat orang yang berbuat
dosa pada malam hari."
Jauhilah tobat yang bohong yang hanya dibibir
saja, sementara hatinya selalu ingin melakukan
kemaksiatan. Jangan anda anggap remah suatu
kemaksiatan, karena sebab kemaksiatanlah bapak
dan ibu kita dikeluarkan dari Surga. Juga penyebab
Iblis dikeluarkan dari lingkungan malaikat. Demikian
pula yang menyebabkan disiksanya kaum 'Ad,
kaum Tsamud dengan suatu teriakan, kaum Luth,
kaum Nabi Syu'aib, Fir'aun dan pengikutnya serta
maksiat merupakan penyebab segala bencana
yang menimpa manusia. Maksiat itu menyeru,
saudariku saudariku. Begitu pula kebaikan. Hanya
saja maksiat menyeru dan menyeru saudarinya
hingga terkumpul pada seseorang dan akhirnya
menghancurkannya. Maka dari itu, marilah kita
memohon kepada Allah agar selalu diberi
ampunan dan keselamatan.
Dan akhirnya, wa shallallaahu 'alaa Muhammadin
wa 'alaa aalihii wa shahbihii wa sallam.
SUMBER : http://www.nouralislam.org/indonesian/
indofiles/aklaq/40akibat.htm
mari kita berfikir, mengingat kembali tentang
sebuah penyakit yang apabila kita biarkan maka
akan membuat kehancuran bagi kehidupan
seorang hamba di dunia maupun di akhirat,
sepatutnya kita sadar dan mengetahui bahwa
perbuatan dosa dan ma ’siat adalah sumber dari
malapetaka yang membahayakan. bahayanya
terhadap hati seperti racun dalam tubuh sesuai
dengan tingkatan beda kemudharatan, tidak ada
keburukan dan penyakit melainkan penyebab dari
semua itu adalah bermuara dari dosa dan ma ’siat.
apa penyebab bapak-ibu kita keluar dari surga
rumah kelezatan, kenikmatan dan kebahagia ’an
kepada rumah kesengsara’an, kesusahan serta
tempat dari segala musibah??? tak lain adalah dosa
dan ma ’siat.
apa penyebab iblis di usir dari keraja’an langit, di
usir dan di laknat . bentuknya di rubah luar – dalam
hingga berubah menjadi bentuk yang sangat
buruk lagi menyeramkan, dan batinya lebih buruk
lagi lebih menyeramkan daripada bentuk luarnya.
dari dekat berubah menjadi jauh, dari rahmat
menjadi laknat, dari indah menjadi jelek, dari surga
menjadi keneraka, dari iman menjadi kufur, dari
pemimpin yang di cintai menjadi seorang musuh
yang paling di benci, dari yang suka bertasbih dan
mensucikan allah dan bertahlil, berubah menjadi
kekufuran,kemusyrikan,kema ’siatan, kepalsuan,
kebohongan,serta keburukan. maka terhina di
hadapan ALLAH di puncak kehina ’an, jatuh di mata
ALLAH di dasar jurang kenista’an, kebohonganya
adalah kebohongan yang paling besar, dan jadilah
ia pemimpin dari orang-orang fasiq dan penjahat
yang rela di pimpin oleh iblis setelah mereka
menjadi seorang hamba yang terhormat. maka
jauhkan kami wahai tuhan dari menyelisih
perintahmu dan melakukan laranganmu.
apa penyebab tenggelamnya penduduk bumi
sampai air menjulung tinggi ke puncak gunung-
gunung ???
apa penyebab datangnya angin badai ke kaum aad
sehingga mereka di campakkan ke permuka ’an
bumi dengan keadaan mati mengenaskan bak
daun kurma gugur berjatuhan ??? rumah, ladang,
tumpanganya di luluh lantakkan , sehingga ia
menjadi palajaran bagi ummat sampai hari
kiamat . semua itu tak lain adalah bermuara dari
perbuatan dosa dan maksiat. wahai tuhan kami
kami akui telah banyak dosa yang kami perbuat .
maka ampunilah … telah bnyak pelanggaran yang
kami lakukan maka jangan sampai itu menjadi
penghalang nikmatmu, penghalang dari
terkabulkan doa kami … bukakanlah pintu
magfirahmu sehingga kami bersimpuh di
hadapanmu dengan segala pengakuan …
astagfirullah robbal baraya, astagfirullah minal
khothoya . robbi zidni ilman naafi ’an wa waffiqni
amalan maqbulan
Semoga bermanfaat....