Sabtu, 05 Juni 2010

Mukjizat Al-Qur'an Terungkap: Ada Kobaran Api di Dasar Laut

0
0
1





Subhanallah! Baru-baru ini muncul sebuah
fenomena retakan di dasar lautan yang
mengeluarkan lava, dan lava ini menyebabkan air
mendidih hingga suhunya lebih dari seribu
derajat Celcius. Meskipun suhu lava tersebut luar
biasa tingginya, ia tidak bisa membuat air laut
menguap, dan walaupun air laut ini berlimpah-
luah, ia tidak bisa memadamkan api.
Allah bersumpah dengan fenomena kosmik unik
ini. Firman-Nya: "Ada laut yang di dalam
tanahnya ada api" (Qs. Ath-Thur 6).
Nabi SAW bersabda: "Tidak ada yang
mengarungi lautan kecuali orang yang berhaji,
berumrah atau orang yang berperang di jalan
Allah. Sesungguhnya di bawah lautan terdapat api
dan di bawah api terdapat lautan."
Ulasan Hadits Nabi
Hadits ini sangat sesuai dg sumpah Allah SWT
yang dilansir oleh Al-Qur ’an pada permulaan
Surah Ath-Thur, di mana Allah bersumpah (Maha
Besar Allah yang tidak membutuhkan sumpah
apapun demi lautan yang di dalam tanahnya ada
api "al-bahrul masjur." Sumpahnya:
"Demi bukit, dan kitab yang ditulis; pada lembaran
yang terbuka; dan demi Baitul Ma'mur; dan atap
yang ditinggikan (langit), dan laut yang di dalam
tanahnya ada api, sesungguhnya azab Tuhanmu
pasti terjadi, tidak seorangpun yang dapat
menolaknya." (Qs. Ath-Thur: 1-8)
Bangsa Arab, pada waktu diturunkannya Al-
Qur ’an tidak mampu menangkap dan memahami
isyarat sumpah Allah SWT demi lautan yang di
dalam tanahnya ada api ini. Karena bangsa Arab
(kala itu) hanya mengenal makna “sajara” sebagai
menyalakan tungku pembakaran hingga
membuatnya panas atau mendidih. Sehingga
dalam persepsi mereka, panas dan air adalah
sesuatu yang bertentangan. Air mematikan
panas sedangkan panas itu menguapkan air. Lalu
bagaimana mungkin dua hal yang berlawanan
dapat hidup berdampingan dalam sebuah ikatan
yang kuat tanpa ada yang rusak salah satunya?
Persepsi demikian mendorong mereka untuk
menisbatkan kejadian ini sebagai peristiwa di
akhirat (bukan di dunia nyata). Apalagi didukung
dengan firman Allah SWT: "Dan apabila lautan
dipanaskan" (QS. At-Takwir 6).
Memang, ayat-ayat pada permulaan Surah At-
Takwir mengisyaratkan peristiwa-peristiwa
futuristik yang akan terjadi di akhirat kelak, namun
sumpah Allah SWT dalam Surah Ath-Thur
semuanya menggunakan sarana-sarana empirik
yang benar-benar ada dan dapat ditemukan
dalam hidup kita (di dunia).
Hal inilah yang mendorong sejumlah ahli tafsir
untuk meneliti makna dan arti bahasa kata kerja
“ sajara” selain menyalakan sesuatu hingga
membuatnya panas. Dan mereka ternyata
menemukan makna dan arti lain dari kata
"sajara," yaitu “mala'a” dan “kaffa” (memenuhi
dan menahan). Mereka tentu saja sangat gembira
dengan penemuan makna dan arti baru ini karena
makna baru ini dapat memecahkan kemusykilan
ini dengan pengertian baru bahwa Allah SWT
telah memberikan anugerah kepada semua
manusia dengan mengisi dan memenuhi bagian
bumi yang rendah dengan air sambil
menahannya agar tidak meluap secara berlebihan
ke daratan.
Namun, hadits Rasulullah SAW yang sedang kita
bahas ini secara singkat menegaskan bahwa:
Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di
bawah api ada lautan.
Setelah Perang Dunia II, para peneliti turun dan
menyelam ke dasar laut dan samudera dalam
rangka mencari alternatif berbagai barang
tambang yang sudah nyaris habis cadangannya
di daratan akibat konsumerisme budaya
materialistik yang dijalani manusia sekarang ini.
Mereka dikejutkan dengan rangkaian gunung
berapi (volcanic mountain chain) yang
membentang berpuluh-puluh ribu kilometer di
tengah-tengah seluruh samudera bumi yang
kemudian mereka sebut sebagai 'gunung-gunung
tengah samudera'.
Dengan mengkaji rangkaian gunung-gunung
tengah samudera ini tampak jelas bahwa
gunung-gunung tengah samudera tersebut
sebagian besar terdiri dari bebatuan berapi
(volcanic rocks) yang dapat meledak layaknya
ledakan gunung berapi yang dahsyat melalui
sebuah jaring retak yang sangat besar. Jaring
retak ini dapat merobek lapisan bebatuan bumi
dan ia melingkupi bola bumi kita secara
sempurna dari segala arah dan terpusat di dalam
dasar samudera dan beberapa lautan. sedangkan
kedalamannya mencapai 65 km. Kedalaman
jaring retak ini menembus lapisan bebatuan bumi
secara penuh hingga menyentuh lapisan lunak
bumi (lapisan bumi ketiga) yang memiliki unsur
bebatuan yang sangat elastis, semi cair, dan
memiliki tingkat kepadatan dan kerekatan tinggi.
Bebatuan lunak ini didorong oleh arus muatan
yang panas ke dasar semua samudera dan
beberapa lautan semacam Laut Merah dengan
suhu panas yang melebihi 1.000 derajat Celcius.
Batuan-batuan elastis yang beratnya mencapai
jutaan ton ini mendorong kedua sisi samudera
atau laut ke kanan dan ke kiri yang kemudian
disebut oleh para ilmuwan dengan "fenomena
perluasan dasar laut dan samudera." Dengan
terus berlangsungnya proses perluasan ini, maka
wilayah-wilayah yang dihasilkan oleh proses
perluasan itupun penuh dengan magma
bebatuan yang mampu menimbulkan pendidihan
di dasar samudera dan beberapa dasar laut.
Salah satu fenomena yang mencengangkan para
ilmuwan saat ini adalah bahwa meskipun
sebegitu banyak, air laut atau samudera tetap
tidak mampu memadamkan bara api magma
tersebut. Dan magma yang sangat panas pun
tidak mampu memanaskan air laut dan
samudera. Keseimbangan dua hal yang
berlawanan: air dan api di atas dasar samudera
bumi, termasuk di dalamnya Samudera Antartika
Utara dan Selatan, dan dasar sejumlah lautan
seperti Laut Merah merupakan saksi hidup dan
bukti nyata atas kekuasaan Allah SWT yang tiada
batas.
Laut Merah misalnya, merupakan laut terbuka
yang banyak mengalami guncangan gunung
berapi secara keras sehingga sedimen dasar laut
ini pun kaya dengan beragam jenis barang
tambang. Atas dasar pemikiran ini, dilakukanlah
proyek bersama antara Pemerintah Kerajaan
Saudi Arabia, Sudan, dan salah satu negara Eropa
untuk mengeksploitasi beberapa kekayaan
tambang yang menggumpal di dasar Laut Merah.
Kapal-kapal proyek ini melemparkan stapler
barang tambang untuk mengumpulkan sampel
tanah dasar Laut Merah tersebut. Stapler
pengeruk sampel tanah itu diangkat dalam batang
air yang ketebalannya mencapai 3.000 m. Dan
jika stapler sampai ke permukaan kapal, tidak ada
seorang pun yang berani mendekat karena
sangat panasnya. Begitu dibuka, maka keluarlah
tanah dan uap air panas yang suhunya mencapai
3.000 derajat Celcius. Dengan demikian, sudah
terbukti nyata di kalangan ilmuwan kontemporer,
bahwa ledakan gunung vulkanik di atas dasar
setiap samudera dan dasar sejumlah laut jauh
melebihi ledakan vulkanik serupa yang terjadi di
daratan.
Kemudian terbukti pula dengan beragam dalil dan
bukti bahwa semua air yang ada di bumi
dikeluarkan oleh Allah SWT dari dalam bumi
melalui ledakan-ledakan vulkanik dari setiap
moncong gunung berapi. Pecahan-pecahan
lapisan berbatu bumi menembus lapisan ini
hingga kedalaman tertentu mampu mencapai
lapisan lunak bumi. Di dalam pisan lunak bumi
dan lapisan bawahnya, magma vulkanik
menyimpan air yang puluhan kali lipat lebih
banyak dibanding debit air yang ada di
permukaan bumi.
Dari sini tampaklah kehebatan hadits Nabi SAW ini
yang menetapkan sejumlah fakta-fakta bumi
yang mencengangkan dengan sabda:
"Sesungguhnya di bawah lautan ada api dan di
bawah api ada lautan."
Sebab fakta-fakta ini baru terungkap dan baru bisa
diketahui oleh umat manusia pada beberapa
tahun terakhir.
Pelansiran fakta-fakta ini secara detail dan sangat
ilmiah dalam hadits Rasulullah SAW menjadi bukti
tersendiri akan kenabian dan kerasulan
Muhammad SAW, sekaligus membuktikan
bahwa ia selalu terhubung dengan wahyu langit
dan diberitahui oleh Allah Sang maha Pencipta
langit dan bumi. Maha benar Allah yang
menyatakan:
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an)
menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya
itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan
(kepadanya), yang diajarkan kepadanya oleh
(Jibril) yang sangat kuat, Yang mempunyai akal
yang cerdas; dan (Jibril itu) menampakkan diri
dengan rupa yang asli, sedang dia berada di ufuk
yang tinggi. Kemudian dia mendekat, lalu
bertambah dekat lagi, maka jadilah dia dekat
(pada Muhammad sejarak) dua ujung busur
panah atau lebih dekat (lagi). Lalu dia
menyampaikan kepada hamba-Nya (Muhammad)
apa yang telah Allah wahyukan” (QS. An-Najm
3-10)
Tidak seorang pun di muka bumi ini yang
mengetahui fakta-fakta ini kecuali baru pada
beberapa dekade terakhir. Sehingga lontaran fakta
ini dalam hadis Rasulullah SAW benar-benar
merupakan kemukjizatan dan saksi yang
menegaskan kenabian Muhammad SAW dan
kesempurnaan kerasulannya.
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam

1 komentar:

syarif rahman mengatakan...

Silahkan tinggalkan komentar anda disini