Rabu, 31 Maret 2010

TAWASUL


Tawasul Memang banyak pemahaman saudara-saudara kita muslimin yang perlu diluruskan
tentang tawassul, tawassul adalah berdoa kepada Allah dengan perantara amal shalih, orang shalih, malaikat, atau orang-orang mukmin. Tawassul merupakan hal yang sunnah, dan tak pernah ditentang oleh Rasul saw, tak pula oleh Ijma Sahabat radhiyallahuanhum, tak pula oleh Tabiin, dan bahkan para Ulama dan Imam-Imam besar Muhadditsin, mereka berdoa tanpa perantara atau dengan perantara, dan tak ada yang
menentangnya, apalagi mengharamkannya, atau bahkan memusyrikkan orang yang
mengamalkannya.
Pengingkaran hanya muncul pada abad ke 19-20
ini, dengan munculnya sekte sesat yang
memusyrikkan orang-orang yang bertawassul,
padahal Tawassul adalah sunnah Rasul saw,
sebagaimana hadits shahih dibawah ini : Wahai
Allah, Demi orang-orang yang berdoa kepada
Mu, demi orang-orang yang bersemangat
menuju (keridhoan) Mu, dan Demi langkah-
langkahku ini kepada (keridhoan) Mu, maka aku
tak keluar dengan niat berbuat jahat, dan tidak
pula berniat membuat kerusuhan, tak pula
keluarku ini karena Riya atau sumah.. hingga akhir
hadits. (HR Imam Ahmad, Imam Ibn Khuzaimah,
Imam Abu Naiem, Imam Baihaqy, Imam
Thabrani, Imam Ibn Sunni, Imam Ibn Majah
dengan sanad Shahih). Hadits ini kemudian
hingga kini digunakan oleh seluruh muslimin
untuk doa menuju masjid dan doa safar.
Tujuh Imam Muhaddits meriwayatkan hadits ini,
bahwa Rasul saw berdoa dengan Tawassul
kepada orang-orang yang berdoa kepada Allah,
lalu kepada orang-orang yang bersemangat
kepada keridhoan Allah, dan barulah bertawassul
kepada Amal shalih beliau saw (demi langkah2ku
ini kepada keridhoan Mu).
Siapakah Muhaddits?, Muhaddits adalah seorang
ahli hadits yang sudah hafal 10.000 (sepuluh ribu)
hadits beserta hukum sanad dan hukum
matannya, betapa jenius dan briliannya mereka
ini dan betapa Luasnya pemahaman mereka
tentang hadist Rasul saw, sedangkan satu hadits
pendek, bisa menjadi dua halaman bila disertai
hukum sanad dan hukum matannya. Lalu hadits
diatas diriwayatkan oleh tujuh Muhaddits..,
apakah kiranya kita masih memilih pendapat
madzhab sesat yang baru muncul di abad ke 20
ini, dengan ucapan orang-orang yang dianggap
muhaddits padahal tak satupun dari mereka
mencapai kategori Muhaddits , dan kategori
ulama atau apalagi Imam Madzhab, mereka
bukanlah pencaci, apalagi memusyrikkan orang-
orang yang beramal dengan landasan hadits
shahih.
Masih banyak hadits lain yang menjadi dalil
tawassul adalah sunnah Rasul saw, sebagaimana
hadits yang dikeluarkan oleh Abu Nu'aim,
Thabrani dan Ibn Hibban dalam shahihnya,
bahwa ketika wafatnya Fathimah binti Asad
(Bunda dari Sayyidina Ali bin Abi Thalib kw,
dalam hadits itu disebutkan Rasul saw rebah/
bersandar dikuburnya dan berdoa : Allah Yang
Menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha
Hidup tak akan mati, ampunilah dosa Ibuku
Fathimah binti Asad, dan bimbinglah hujjah nya
(pertanyaan di kubur), dan luaskanlah atasnya
kuburnya, Demi Nabi Mu dan Demi para Nabi
sebelum Mu, Sungguh Engkau Maha Pengasih
dari semua pemilik sifat kasih sayang.", jelas
sudah dengan hadits ini pula bahwa Rasul saw
bertawassul di kubur, kepada para Nabi yang
telah wafat, untuk mendoakan Bibi beliau saw
(Istri Abu Thalib).
Demikian pula tawassul Sayyidina Umar bin
Khattab ra. Beliau berdoa meminta hujan kepada
Allah : Wahai Allah.. kami telah bertawassul
dengan Nabi kami (saw) dan Engkau beri kami
hujan, maka kini kami bertawassul dengan
Paman beliau (saw) yang melihat beliau (saw),
maka turunkanlah hujan..?. maka hujanpun
turun. (Shahih Bukhari hadits no.963 dan hadits
yang sama pada Shahih Bukhari hadits no.3508).
Umar bin Khattab ra melakukannya, para sahabat
tak menentangnya, demikian pula para Imam-
Imam besar itu tak satupun mengharamkannya,
apalagi mengatakan musyrik bagi yang
mengamalkannya, hanyalah pendapat sekte sesat
ini yang memusyrikkan orang yang bertawassul,
padahal Rasul saw sendiri berrtawassul. Apakah
mereka memusyrikkan Rasul saw?, dan
Sayyidina Umar bin Khattab ra bertawassul,
apakah mereka memusyrikkan Umar ?,
Naudzubillah dari pemahaman sesat ini.
Mengenai pendapat sebagian dari mereka yang
mengatakan bahwa tawassul hanya boleh pada
orang yang masih hidup, maka entah darimana
pula mereka mengarang persyaratan tawassul
itu, dan mereka mengatakan bahwa orang yang
sudah mati tak akan dapat memberi manfaat
lagi.., pendapat yang jelas-jelas datang dari
pemahaman yang sangat dangkal, dan pemikiran
yang sangat buta terhadap kesucian tauhid..
Jelas dan tanpa syak bahwa tak ada satu
makhlukpun dapat memberi manfaat dan
mudharrat terkecuali dengan izin Allah, lalu
mereka mengatakan bahwa makhluk hidup bisa
memberi manfaat, dan yang mati mustahil?, lalu
dimana kesucian tauhid dalam keimanan mereka?
Tak ada perbedaan dari yang hidup dan yang
mati dalam memberi manfaat kecuali dengan izin
Allah.., yang hidup tak akan mampu berbuat
terkecuali dengan izin Allah, dan yang mati pun
bukan mustahil memberi manfaat bila
dikehendaki Allah. karena penafian kekuasaan
Allah atas orang yang mati adalah kekufuran yang
jelas.
Ketahuilah bahwa tawassul bukanlah meminta
kekuatan orang mati atau yang hidup, tetapi
berperantara kepada keshalihan seseorang, atau
kedekatan derajatnya kepada Allah swt, sesekali
bukanlah manfaat dari manusia, tetapi dari Allah,
yang telah memilih orang tersebut hingga ia
menjadi shalih, hidup atau mati tak membedakan
Kudrat ilahi atau membatasi kemampuan Allah,
karena ketakwaan mereka dan kedekatan mereka
kepada Allah tetap abadi walau mereka telah
wafat.
Contoh lebih mudah, anda ingin melamar
pekerjaan, atau mengemis, lalu anda mendatangi
seorang saudagar kaya, dan kebetulan mendiang
tetangga anda yang telah wafat adalah abdi
setianya yang selalu dipuji oleh si saudagar, lalu
anda saat melamar pekerjaan atau mungkin
mengemis pada saudagar itu, anda berkata :
"Berilah saya tuan.. (atau) terimalah lamaran saya
tuan, saya mohon.. saya adalah tetangga dekat
fulan, nah.. bukankah ini mengambil manfaat dari
orang yang telah mati?, bagaimana dengan
pandangan bodoh yang mengatakan orang mati
tak bisa memberi manfaat??, jelas-jelas saudagar
akan sangat menghormati atau menerima
lamaran pekerjaan anda, atau memberi anda
uang lebih, karena anda menyebut nama orang
yang ia cintai, walau sudah wafat, tapi kecintaan si
saudagar akan terus selama saudagar itu masih
hidup?, pun seandainya ia tak memberi, namun
harapan untuk dikabulkan akan lebih besar, lalu
bagaimana dengan Arrahmaan Arrhiim, Yang
Maha Pemurah dan Maha Menyantuni?? dan
tetangga anda yang telah wafat tak bangkit dari
kubur dan tak tahu menahu tentang lamaran
anda pada si saudagar, NAMUN ANDA
MENDAPAT MANFAAT BESAR DARI ORANG
YANG TELAH WAFAT.
aduh...aduh... entah apa yang membuat
pemikiran mereka sempit hingga tak mampu
mengambil permisalan mudah seperti ini. Firman Allah : "MEREKA ITU TULI, BISU DAN BUTA DAN TAK MAU KEMBALI PADA KEBENARAN" (QS Albaqarah-18). Wahai Allah beri hidayah pada kaumku, sungguh mereka tak
mengetahui.
Wassalam.

Senin, 29 Maret 2010

Karunia dalam "TIDAK"


oleh habib abu bakar hasan assegaf

Aku mohon kepada Allah, Ya Rabb, cabutlah
kesombongan dalam diriku. Alllah menjawab;
"Tidak! bukan tugas-Ku untuk mencabutnya, tapi
tugasmu untuk menghentikannya."

Aku mohon kepada Allah, Ya Rabb, karuniakan
kepada hamba kesabaran. Allah menjawab;
"Tidak! kesabaran adalah produk samping dari
cobaan hidup. ia diperjuangkan, bukan
dihadiahkan."

Aku mohon kepada Allah, Ya Rabb, berilah
hamba kebahagiaan. Allah menjawab "Tidak!. Kau
Kuberkahi. kebahagiaan tergantung pada dirimu
sendiri."

Aku mohon kepada Allah, Ya Rabb, hindarkan
hamba dari kepedihan. Allah menjawab; "Tidak!
penderitaan mengalihkanmu dari hal-hal ke-
duniaan, dan membuatmu lebih dekat kepada-
Ku."

Aku mohon segala sesuatu kepada Allah, agar
dengannya aku dapat menikmati kehidupan. Allah
menjawab "Tidak! Aku akan memberimu
kehidupan sehingga kau dapat menikmati segala
sesuatu."

Aku mohon kepada Allah, untuk membantuku
mencintai sesama, sebagaimana DIA hambaNya.
Allah berkata; "Ahh...., akhirnya kau memahami
maksud-Ku." .

Minggu, 28 Maret 2010

RINTIHAN ROH


Diriwayatkan: “Jika roh telah keluar dari tubuh
manusia dan telah lewat tiga hari, maka roh itu
berkata: Wahai Tuhanku, perkenankanlah aku
sehingga aku berjalan dan melihat tubuhku yang
dahulu aku berada di dalamnya. ” Maka Allah
memperkenankan kepadanya. Lalu ia datang ke
kuburnya dan melihat kepadanya dari jauh.
Kedua lubang hidungnya dan mulutnya mengalir
darah. Maka ia menangis dengan suatu tangisan
yang cukup lama. Lalu ia merintih, aduuuh hai
tubuhku yang miskin, wahai kekasihku. Ingatlah
akan hari kehidupanmu. Rumah ini adalah
rumah serigala, bala bencana, rumah yang
sempit, rumah kesusahan dan penyesalan.
Setelah lewat lima hari roh berkata: “Wahai
Tuhanku, perkenankanlah aku untuk melihat
tubuhku. ” Maka Allah memperkenankannya. Lalu
ia datang ke kuburnya dan melihat dari jauh. Dan
mengalirlah kedua lubang hidung dan mulutnya
berupa air nanah.
Firman Allah SWT bermaksud:
“ Mereka tidak dapat berbicara pada hari roh (Jibril
atau ruhul qudus) dan para malaikat berdiri
dengan berbaris. ”
( An-Naba’: 38)
Disebutkan dalam satu keterangan, bahawa
yang dimaksud roh itu adalah rohnya anak
Adam (manusia), dan keterangan yang lain
mengatakan bahawa roh itu adalah rohnya
malaikat Jibril as. Juga ada keterangan yang
menyebutkan bahawa roh itu adalah rohnya
Nabi Muhammad SAW yang berada di bawah
Arasy, ia minta izin dari Allah di malam Lailatul
Qadar untuk turun memberikan salam
penghormatan kepada seluruh mukminin dan
mukminat dan roh itu berjalan melalui mereka.
Ada pula yang menyebutkan bahawa roh itu
adalah rohnya para kerabat yang sudah mati,
mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, semoga
Engkau memperkenankan kami untuk turun ke
rumah-rumah kami, sehingga kami melihat
anak-anak kami dan ahli-ahli kami. Maka roh-roh
itu turun pada malam Lailatul Qadar.
Sebagaimana Ibnu Abbas ra mengatakan: “Jika
datang Hari Raya, hari Asyura’, hari Jumaat yang
pertama dari bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban,
Lailatul Qadar, dan malam Jumaat, roh-rohnya
para mayat semua keluar dari kubur mereka dan
mereka semua berdiri di pintu-pintu rumahnya
seraya berkata: “Belas kasihanlah kamu semua
kepada kami di malam yang berkah ini dengan
sedekah satu suap, sebab kami memberikan
sedekah. Jika kalian bakhil dengan sedekah, dan
kamu sekalian tidak mahu memberikannya,
maka hendaklah kalian mengingat kami dengan
bacaan surah Al-Fatihah di malam yang penuh
keberkahan ini.
Adakah seorang telah belas kasihan kepada
kami, apakah dari salah seorang ada yang
mengenangkan ratapan kami wahai orang yang
menempati rumah-rumah kami, wahai orang
yang menikmati wanita (isteri kami), wahai
orang yang berdiri memperluas mahligai kami
yang sekarang kami dalam kesempitan kubur
kami, wahai orang yang membagi harta benda
kami, wahai orang.yang menyiakan anak yatim
kami. Adakah salah seorang dari kamu sekalian
ada yang mengenang perantauan kami? Buku
amal kami dilipat dan kitab amal kalian dibuka.
Dan bukanlah bagi mayat yang berada dalam
liang kubur melainkan pahalanya. Maka
janganlah kalian melupakan kami dengan sebuku
rotimu dan doamu, sebab kami orang-orang
yang berhajat kepada kamu sekalian, selama-
lamanya.
Jika mayat memperoleh sedekah dan doa dari
mereka maka ia kembali dengan riang gembira,
dan jika ia tidak memperoleh maka ia pulang
dengan sedih dan duka serta terhalang, dan
putus asa dari mereka.
Telah diterangkan, bahawasanya roh dalam
perkumpulan haiwan tidak dalam seluruh tubuh,
tapi ia dalam satu bahagian dari beberapa
bahagian yang tidak dapat ditentukan dengan
dalil. Bahawasanya seorang dilukai dengan luka-
luka yang banyak maka ia tidak mati. Dan ia
dilukai dengan luka-luka satu maka ia menjadi
mati. Sebab luka itu jika menimpa pada tempat
di mana roh bertempat di mana roh di
dalamnya, dan bahawasanya roh bertempat
pada seluruh tubuh dan bahawasanya mati itu
dalam seluruh tubuh, maka Firman Allah SWT
menunjukkan:
Katakanlah: “la akan dihidupkan oleh Tuhan yang
menciptakannya kali yang pertama.”
(Yaa Siin: 79)
Jika dikatakan, apakah bedanya antara roh
dengan rawan? Maka kita katakan hahwa
keduanya adalah satu. Keduanya tidak ada
perbedaan, sebagaimana tubuh serta tangan
adalah menjadi satu. Cuma kalau tangan dapat
bergerak kesana kemari tapi kalau tubuh sama
sekali tidak bergerak. Demikian pula rawan
kesana kemari tapi sama sekali tidak bergerak.
Kemudian mengenai tempatnya roh di dalam
tubuh tidak dapat ditentukan. Adapun tempatnya
rawan di antara kedua alis. Maka jika roh itu
hilang seorang hamba menjadi mati, dan jika
rawan hilang ia menjadi tidur. Sebagaimana air
yang dituangkan qas ’ah dan ditaruh di rumah
ada matahari yang sinarnya melalui lubang atap
dan qas ’ah itu tidak bergerak dari tempatnya.
Maka demikian halnya roh bertempat di dalam
tubuh dan pusatnya berada di Arasy. Adapun
rawan melihat dikala bermimpi dan ia berada di
alam malakut.
Adapun tempatnya roh setelah dicabut, ada
diterangkan bahawa tempatnya disengkala yang
didalamnya terdapat lubang sejumlah bilangan
haiwan-haiwan yang dijadikan sampai hari
kiamat. Jika ia mendapat kenikmatan berada di
situ dan jika mendapat azab maka di situ pula.
Ada disebutkan bahawa roh-roh para
mukminin berada dalam telur burung yang hijau
di syurga iliyyin, adapun rohnya orang-orang
kafir berada dalam telur burung yang hitam di
neraka. Dan ada dikatakan bahawa rohnya para
mukminin ketika dicabut, maka para malaikat
rahmat sama mengangkat membawa naik roh
ke langit yang tujuh dengan memuliakan dan
mengagungkan. Kemudian dipanggil Zat
pemanggil dari sisi Allah yang Rahman:
“ Hendaklah kamu semua menulis roh itu dalam
Illiyyin lalu kembalikanlah ke bumi.”
Maka mereka mengembalikan roh seorang
mukmin ke dalam tubuhnya dan ia dibukakan
pintu syurga, ia melihat tempatnya di syurga
sampai datangnya hari kiamat.
Dan bahawasanya rohnya orang-orang kafir
sewaktu dicabut maka para malaikat azab sama
membawa naik roh itu ke langit dunia. Maka
ditutuplah pintu-pintu langit yang lain dan ia
diperintah mengembalikan ke tempat berbaring
tubuhnya, kuburnya disempitkan dan ia
dibukakan pintu neraka. Oleh kerananya ia
melihat tempat kediamannya kelak sampai
datangnya hari kiamat. Dalam hal ini
sebagaimana pernah disabdakan Nabi SAW,
sehingga bahawasanya mereka mendengar
suara sandal-sandal kalian, hanya saja mereka
terhalang dari berkata.
Sebahagian Hukama’ ditanya tentang tempat
roh-roh setelah mati, maka ia menerangkan
sebagai berikut:
1. Bahawasanya roh-roh para Nabi berada
dalam Syurga Adn, ia berada dalam liang yang
menyenangkan tubuhnya. Adapun tubuh
bersujud kepada Tuhannya.
2. Roh-roh para Syuhada berada di syurga
Firdaus, pada tengahnya syurga itu berada
dalam telih burung yang hijau yang terbang di
syurga sekehendak hatinya. Kemudian datang
keqanadil yang digantungkan di Arasy.
3. Adapun roh-rohnya anak-anak kecil yang
Islam berada dalam telih burung pipitnya
Syurga.
4. Roh-rohnya para anak-anak musyrik
berputar-putar di syurga dan ia tidak punya
tempat, sampai hari kiamat. Lalu mereka
melayani para mukminin.
5. Roh-rohnya orang-orang mukmin yang
mempunyai hutang dan aniaya digantung
diangkasa. Ia tidak sampai ke syurga dan tidak
pula ke langit sampai ia membayar hutangnya
dan penganiayaannya.
6. Roh-rohnya orang-orang Islam yang
berdosa diazab dalam kubur beserta tubuhnya.
7. Roh-rohnya orang-orang kafir dan munafik
dalam penjara neraka Jahannam dipintakan
diwaktu pagi dan petang.
Dan disebutkan, bahawasanya roh adalah
merupakan jisim yang halus. Oleh kerana itu
tidak dapat dikatakan jika Allah itu mempunyai
roh. Sebab mustahil kalau Allah mempunyai
tempat seperti jisim-jisim. Dan dikatakan bahawa
roh adalah merupakan sifat dan dikatakan pula
kalau ia pecah jadi angin, maka kedua perkataan
ini adalah perkataannya orang yang mengingkari
adanya seksa kubur.
Ada diceritakan, bahawasanya seorang Yahudi
datang kepada Nabi SAW, maka mereka
bertanya kepada baginda tentang roh dari
Ashabi Raqim dan dari Raja Dzil Qarnain. Dengan
perdebatan Yahudi itu maka turunlah surah Al-
Kahfi.
Dan diturunkan tentang haknya roh adalah
Firman Allah SWT.
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh,
katakanlah: “Roh itu termasuk urusan Tuhanku.”
(Yaa Siin: 79)

salam hangat untuk keluargaku yg ada di mentri 4 martapura...............

Rabu, 24 Maret 2010

Munajat mencapai marifat


Ali Zainal Abidin As-Sajjad (Rintihan Suci
Ahlul Bait)
Dengan asma Allah Yang Mahakasih dan
Mahasayang
Tuhanku
Kelu lidah untuk mencapai pujian-Mu
yang layak dengan keagungan-Mu
Lesu akal untuk mencerap hakikat keindahan-Mu
Letih pandangan untuk menatap kebesaran
wajah-Mu
Tidak Kauberikan pada segenap makhluk
jalan untuk mencapai makrifat-Mu
selain makrifat yang lemah
Tuhanku
Jadikan kami di antara mereka
yang tertanam dalam hatinya pohon kerinduan
pada-Mu
yang seluruh kalbunya dirasuki gelora cinta-Mu
Mereka berlindung pada sarang tafakur
Mereka merumput pada padang taqarrub dan
mukasyafah
Mereka mereguk pancaran mata air mahabbah
dengan gelas mulathafah
Mereka menempuh jalan-jalan kesucian
Tirai telah tersingkap dari bashirah mereka
Kegelapan syak telah tersingkir dari aqidah
mereka
Sudah hilang guncangan keraguan
dari kalbu dan nurani mereka
Karena kebenaran makrifat, lega dada mereka
Menjulang himmah mereka
untuk meraih kebahagiaan dalam kesederhanaan
Lezat minumannya dalam istana mu'amalah
Indah nuraninya dalam majlis kerinduan
Sejuk hatinya dalam tempat ketakutan
Tenteram jiwanya saat kembali ke Rabbul-Arbab
Yakin arwahnya untuk meraih bahagia dan
keberhasilan
Bahagia hatinya dalam memandang Kekasihnya
Tetaplah keteguhannya dalam mencapai Cita dan
Dambanya
Berlaba dagangnya dalam menjual dunia untuk
akhiratnya
Tuhanku
Alangkah lezatnya getar ilham dalam hati
karena mengingat-Mu
Alangkah manisnya perjalanan menuju-Mu
dalam jalan-jalan kegaiban karena kenangan
pada-Mu
Betapa sedapnya rasa cinta-Mu
Betapa nikmatnya minuman qurbah-Mu
Jangan Engkau campakkan dan jangan Engkau
jauhi kami
Jadikan kami yang paling istimewa di antara
pengenal-Mu
yang paling saleh di antara hamba-Mu
yang paling tulus di antara orang yang menaati-
Mu
yang paling ikhlas dalam mengabdi-Mu
Wahai Yang Mahabesar
Wahai Yang Mahaagung
Wahai Yang Maha Pemurah
Wahai Pemberi rahmat dan karunia
Ya Arhamar-Rahimin

KEMBALI KEHALAMAN

Munajat mencapai tariqat


Ali Zainal Abidin As-Sajjad (Rintihan Suci
Ahlul Bait)


Dengan asma Allah Yang Mahakasih dan
Mahasayang
Mahasuci Engkau – Subhanaka
Alangkah sempitnya jalan bagi orang yang tidak
mempunyai jalan
Alangkah jelasnya jalan bagi orang yang telah
Kautunjuki
Ilahi
Bimbinglah kami ke jalan-jalan menuju-Mu
Lapangkanlah kami ke jalan terdekat ke arah-Mu
Dekatkan bagi kami yang jauh
Mudahkan bagi kami yang berat dan sulit
Gabungkan kami dengan hamba-hamba-Mu
yang berlari cepat mencapai-Mu
yang senantiasa mengetuk pintu-Mu
yang – malam dan siangnya – beribadat pada-Mu
yang bergetar takut karena kehebatan-Mu
yang Kaubersihkan tempat minumnya
yang Kausampaikan keinginannya
yang Kaupenuhi permintaannya
yang Kaupuaskan – dengan karunia-Mu –
kedambaannya
yang Kaupenuhi – dengan kasih-Mu –
sanubarinya
yang Kauhilangkan dahaganya dengan kemurnian
minuman-Mu
Karena Engkau, mereka mencapai kelezatan
menyeru-Mu
Dari Engkau, mereka memperoleh puncak cita-
citanya
Wahai Zat yang menyambut orang-orang yang
menemui-Nya
yang kembali kepada mereka dengan memberi
karunia
yang mengasihsayangi orang-orang yang lalai
mengingat-Nya
yang mencintakasihi orang-orang yang tertarik ke
pintu-Nya
Aku bermohon pada-Mu
Jadikan daku yang paling banyak mendapat
karunia-Mu
yang paling tinggi kedudukannya di sisi-Mu
yang paling besar bagiannya dari cinta-Mu
yang paling utama memperoleh makrifat-Mu
Untuk-Mu saja tercurah himmah-ku
kepada-Mu jua terpusat hasratku
Engkaulah hanya tempat kedambaanku - tidak
yang lain
Karena-Mu saja aku tegak terjaga - tidak karena
yang lain
Perjumpaan dengan-Mu kesejukan hatiku
Pertemuan dengan-Mu kecintaan diriku
Kepada-Mu kedambaanku
Pada cinta-Mu tumpuanku
Pada kasih-Mu gelora rinduku
Rida-Mu tujuanku
Melihat-Mu keperluanku
Mendampingi-Mu keinginanku
Mendekati-Mu puncak permohonanku
Menyeru-Mu damai dan tenteramku
Di sisi-Mu penawar deritaku
penyembuh lukaku
penyejuk dukaku
penghilang sengsaraku
Jadilah Engkau sahabatku dalam kesunyian
Yang Menolong kejahatanku
Yang Memaafkan ketergelinciranku
Yang Menerima taubatku
Yang Memperkenankan doaku
Yang Melindungi penjagaanku
Yang Mengayakan kemiskinanku
Jangan putuskan aku dari sisi-Mu
Jangan jauhkan aku dari diri-Mu
Wahai Nikmatku dan Surgaku
Wahai Duniaku dan Akhiratku
Ya Ar-Hamar-Rahimin


KEMBALI KE HALAMAN

Munajat para pecinta Allah swt


Ali Zainal Abidin As-Sajjad (Rintihan Suci
Ahlul Bait)

Ilahi
Apakah orang yang t'lah mencicipi manisnya
cinta-Mu
akan menginginkan pengganti selain-Mu
Apakah orang yang t'lah bersanding di samping-
Mu
akan mencari penukar selain-Mu
Ilahi
Jadikan kami di antara orang yang Kaupilih untuk
pendamping dan kekasih-Mu
yang Kauikhlaskan untuk memperoleh cinta dan
kasih-Mu
yang Kaurindukan untuk datang menemui-Mu
yang Kaurindukan (hatinya) untuk menerima
qadha-Mu
yang Kauanugerahkan (kebahagiaan) melihat
wajah-Mu
yang Kaulimpahkan keridaan-Mu
yang Kaulindungi dari pengusiran dan
kebencian-Mu
yang Kaupersiapkan baginya kedudukan siddiq
di samping-Mu
yang Kauistimewakan dengan makrifat-Mu
yang Kauarahkan untuk mengabdi-Mu
yang Kautenggelamkan hatinya dalam iradah-Mu
yang Kaupilih untuk menyaksikan-Mu
yang Kaukosongkan dirinya untuk-Mu
yang Kaubersihkan hatinya untuk (diisi) cinta-Mu
yang Kaubangkitkan hasratnya akan karunia-Mu
yang Kauilhamkan padanya mengingat-Mu
yang Kaudorong padanya mensyukuri-Mu
yang Kausibukkan dengan ketaatan-Mu
yang Kaujadikan dari makhluk-Mu yang saleh
yang Kaupilih untuk bermunajat pada-Mu
yang Kauputuskan daripadanya segala sesuatu
yang memutuskan hubungan dengan-Mu
Ya Allah
Jadikan kami di antara orang-orang yang
kedambaannya adalah mencintai dan
merindukan-Mu
nasibnya hanya merintih dan menangis
dahi-dahi mereka sujud karena kebesaran-Mu
mata-mata mereka terjaga dalam mengabdi-Mu
air mata mereka mengalir karena takut pada-Mu
hati-hati mereka terikat pada cinta-Mu
Kalbu-kalbu mereka terpesona dengan
kehebatan-Mu
Wahai Yang cahaya kesucian-Nya bersinar
dalam pandangan para pecinta-Nya
Wahai Yang kesucian wajah-Nya
membahagiakan hati pada pengenal-Nya
Wahai Kejaran Kalbu para perindu
Wahai Tujuan Cita para pecinta
Aku memohonkan cinta-Mu
dan cinta orang yang mencintai-Mu
dan cinta amal yang membawaku ke samping-
Mu
Jadikan Engkau lebih aku cintai daripada selain-
Mu
Jadikan cintaku pada-Mu membimbingku para
rida-Mu
kerinduanku pada-Mu mencegahku dari maksiat
atas-Mu
Anugerahkan padaku memandang-Mu
Tataplah diriku dengan tatapan kasih dan sayang
Jangan palingkan wajah-Mu dariku
Jadikan aku dari penerima anugerah dan karunia-
Mu
Wahai Pemberi Ijabah
Ya Arhamar-Rahimin

KEMBALI KEMENU